Mohon tunggu...
Saiful Islam
Saiful Islam Mohon Tunggu... -

Marketing Addict and Engineer

Selanjutnya

Tutup

Money

Kita Bisa Menjadi Inbound Marketers Yang Hebat Jika Menguasai Dua Jenis Kesabaran Ini

17 November 2014   17:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:36 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
What The Dog Saw by Malcolm Gladwell

Yang namanya memancing, mau itu pemancing pro ala 'Mancing Mania Mantabb' atau pemancing dadakan di kolam pemancingan, kuncinya cuma satu, SABAR.

Bukan hanya SABAR MENUNGGU umpannya disambar, tapi juga SABAR MENDENGAR 'suara hati' Sang Ikan. Pemancing harus peka dalam menangkap umpan apakah yang lagi digemari dan lagi happening diantara para ikan.

Orang kadang salah kaprah mengartikan kata SABAR dalam dunia marketing. Padahal dua tipe sabar diatas tipikalnya beda seratus delapan puluh koma satu sembilan puluh sembilan derajad... alias beda bingitz.

Kalau SABAR MENUNGGU itu secara hirarki atau tingkatan sebenarnya ada dibawah SABAR MENDENGAR. Ketika kita salah memposisikan tingkat kesabaran ini saja, level ke'masteran' kita dalam memancing sudah jelas sangat dipertanyakan.

Kalau pemancing amatiran pasti berpikiran tipikal hampir sama. Yang penting modal pancing sama cacing sudah merasa pede untuk memancing dimana saja. Tinggal lempar kail yg udah dikasih cacing ke tengah, selesai urusan, tidur-tiduran SABAR MENUNGGU umpan disambar. Lho gitu doang??...Lhah biasanya juga begitu.

Beda halnya sama pemancing PRO. Mau berangkat mancing ia harus tahu dulu karakter tempat yang disambanginya. Mancing di empang, disungai, dilaut sudah jelas beda perlengkapan dan umpan yang dibawa. Mau mancing bahkan harus buka Google dulu buat browsing ciri dan karakter tempat juga ikan di lokasi yang mau dituju. Tak jarang bawa catatan juga buat mencatat berapa lama respon ikan pada aneka umpan yang ia uji cobakan. Hedeeehhh... ini mau mancing apa mau jadi petugas BPS bagian perempangan ya??

Sampe-sampe temperatur air juga diukur dan dicatat. Tak jarang masih harus bawa SONAR juga buat mengetahui populasi dan densitas ikan agar bisa tau kesudut mana ia harus melempar kailnya.

Lebayyy bin huawalay..bisa jadi. Tapi inilah beda yg pro sama amatir, beda tingkat kesabarannya dalam memperhatikan hal-hal kecil dan detail.

Seni SABAR MENDENGAR memang jauh lebih rumit dan kompleks daripada SABAR MENUNGGU. Tapi hasilnya jelas akan sangat berbeda jika menguasainya.

Kalo kita lebih sabar mendengar kemauan Sang Ikan bukan tidak mungkin waktu yang kita gunakan untuk menunggu umpan disambar juga lebih singkat.

Eh...nyebut ikan koq pake sebutan 'Sang Ikan' segala. Kenapa ndak langsung kita sebut si ikan atau ikan saja.
Sebutan Sang Ikan akan selalu mengingatkan kita kalau ikan juga butuh 'di-ikankan' seperti halnya manusia yang butuh dimanusiakan. Kita juga harus mengerti kalau ikan juga butuh dipahami eksistensi 'keikanan'nya.
Bahkan ADA Band pun sampai buat lagu khusu untuk Sang Ikan ini... "Karena Sang Ikan ingin di mengertii..." Maksaaa.... dikit. :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun