Hanya ada tiga syarat untuk merealisasikan janji Al-Qur’an agar umat islam menjadi umat terbaik dari berbagai segi; Pertama, menyeru kepada kebaikan. Hal ini bukan berarti hanya pintar memerintah orang untuk berbuat baik sedangkan dia lupa diri. Menyeru merupakan tingkatan kedua dari sebuah pencapaian kebaikan. Orang yang dianggap sebagai penyeru oleh Al-Qur’an adalah orang yang selalu berbuat baik dan berupaya memperbaiki diri kemudian mengajak orang lain untuk berbuat baik bersama-sama. Orang jenis ini disebut sebagai orang yang beruntung (QS: Al-Asr: 1-3) Kedua, mencegah dari yang munkar. Sama halnya dengan menyeru kebaikan, mencegah dari yang munkar dimulai dari diri sendiri. Setelah menjadi sebuah kebiasaan maka ditularkan kepada orang lain sehingga terjadi penyebaran alarm bagi perbuatan buruk. Dan ketiga, beriman kepada Allah. Dewasa ini banyak yang membuat propaganda kesalehan sosial lebih utama dari pada kesalehan ritual. Keimanan dianggap kurang perlu. Lebih hebat orang yang baik kepada tetangga dari pada yang berimanan kepada Tuhan. Propaganda ini sangat menyesatkan. Iman adalah factor utama yang menjadikan manusia baik atau buruk. Iman yang mengajarkan manusia untuk gemar berbuat baik dan selalu berusaha menjauhi keburukan.
Apabila ketiga syarat ini dipenuhi umat Islam, tidak lah perlu kita bersibuk diri mencari khalifah. Tidak usah bersimbah darah untuk mendirikan daulah islamiyah. Dengan menjadi umat yang gemar melakukan kebaikan, suka menyebar kebaikan, menularkan kebaikan kepada lingkungan sambil selalu berhati-hati agar tidak tergelincir pada lembah keburukan dan berusaha menjaga orang lain dari kerburukan, maka harapan menciptakan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dengan sendirinya akan tercapai. Allahu a’lam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H