Wassalamualaikum wrwb
Pesan tersebut pun diterima oleh dosen yang baik hati dan mau mendengar keluhan mahasiswanya. Setelah ditelusuri ternyata; (1) pesan yang diberikan oleh ketua kelas sebenarnya sudah seminggu yang lalu diberikan oleh dosen tersebut dan hari itu adalah tenggat waktu tetapi ketua kelas baru memberikannya saat deadline; dan (2) kelompok 10 yang terdiri dari empat orang (Rina, Selvi, Tasya, dan Hero) sebenarnya sudah ada tetapi tidak dikirimkan karena ketua kelompok, Rina membuat tugas dengan versi berbeda yang hanya terdiri dari tiga orang tanpa melibatkan Hero.
Kasus di atas adalah salah satu contoh fenomena yang terjadi di dunia kampus. Bisa jadi kasus tersebut adalah kasus kecil tetapi itu akan berakibat pada menurunnya prestasi akademik. Langkah yang dilakukan oleh korban dengan mengirimkan chat WA kepada dosen pengampu mata kuliahnya merupakan tindakan yang tepat.
Jika kita analisa terdapat dua pelaku utama yang merugikan mahasiswa lain, yaitu ketua kelas dan ketua kelompok. Anggota kelompok juga menjadi pelaku pendukung yang merugikan mahasiswa lain. Namun ketua menjadi pelaku yang bertanggung jawab atas peristiwa ini. Timbul pertanyaan; ”Apakah mereka termasuk mahasiswa toxic?” Baiklah kita akan bahas tentang hal ini.
Apa itu Toxic?
Toxic adalah isilah untuk seseorang yang memiliki sifat “beracun” atau pribadi yang suka menyusahkan bahkan merugikan orang lain, baik secara fisik maupun emosional (politekniktempo.ac.id). Sifat jelek yang dilakukan oleh seseorang sehingga merugikan orang lain. Pelaku toxic melakukan perbuatan tersebut karena faktor kecemburuan atau rasa iri kepada korban.
Perilaku toxic dapat muncul di mana saja, seperti lingkungan sekolah, kampus, pekerjaan, komuintas, maupun masyarakat. Sifat iri dengki menjadi faktor penyebab orang melakukan toxic. Sifat merasa paling benar juga menjadikan diri seseorang memiliki sifat toxic. Hal ini berbeda dengan sifat menegakkan keberan tetapi ini adalah sifat yang tidak mengakui adanya kekurangtan pada dirinya, sehingga ia sembunyikan dan tunjukan dengan tujuan merugikan orang lain.
Bagaimana Solusi Terhindar dari Toxic?
1. Introspeksi Diri
Introspeksi diri sangat penting. Manusia tidaklah sempurna. Mulailah dari diri sendiri atas segala kekurangan diri sehingga kita tidak merasa paling benar. Kita boleh saja menunjukkan kebenaran tetapi tidak merasa paling benar. Jika kita introspeksi maka kita sadar bahwa kita juga masih belumlah sempurna sehingga membutuhkan orang lain agar saling melengkapi.
2. Menghargai Orang Lain