YOUTUBE PENGUSIR TIKUS
(Sam Saiful Amri)
      Sore itu, Dina bersama adiknya Dini sedang berada di ruang tengah. Mereka sedang asyik belajar. Dina Kelas 6 sedangkan Dini Kelas 3. Mereka bersekolah di tempat yang sama yaitu SDIT Ceria. Sementara itu ayah sedang mengantar ibu berobat ke klinik dokter terdekat, sehingga mereka hanya berdua di rumah.
"Kak Dina, number one is ready. Check it, please!" Dini sudah selesai mengerjakan nomor satu. Kemudian meminta kakaknya, Dina mengecek jawabannya.
"OK. Kamu sok ngomong bahasa Inggris. Seharusnya kamu ngomongnya I have done number one, artinya saya sudah mengerjakan nomor satu." Dina menyanggupi akan mengecek jawaban Dini. Namun dia juga menjelaskan tentang penggunaan ujaran dalam bahasa Inggris yang lebih baik.
Ketika sedang asyik belajar, tiba-tiba mereka mendengar suara yang berasal dari langit-langit rumahnya.
"Kak, coba dengar suara apa itu?" Dini meminta kakaknya menerka suara apa gerangan.
Namun Dina tidak bergeming. Ia masih sibuk mengecek pelajaran Dini.
"Hello! Kak Dina, itu suara apa?" tanya Dini lagi.
Suara itu makin terdengar jelas di langit-langit rumah. Suara itu bergerak ke sana-kemari. Suara gaduh itu memaksa Dini untuk bertindak.
"Menurut kamu, itu suara apa?" Dina balik bertanya.
"Loh, Kak Dina malah balik bertanya," komplain Dini kepada Dina karena tidak memberikan jawaban tapi balik bertanya.
"Aku yakin kamu tau jawabannya," kata Dina.
"Iya, itu pasti tikus," jawab Dini.
"Nah, itu benar," kata Dina membenarkan.
"Maksudku bukan itu tapi bagaimana respons kita jika ada tikus di langit-langit rumah kita," kata Dini dengan nada kesal.
"Kalau menurutmu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Dina.
"Aduh, Kak Dina bukannya kasih jawaban malah tanya lagi."
"Yaudah, kakak sedang enggak fokus ni. Kakak kan sedang mengoreksi pekerjaan kamu," sanggah Dina.
Perdebatan di antara Dina dan Dini terus berlangsung. Sementara tikus masih berkeliaran di langit-langit rumah. Dini, sang adik berpikir mencari cara mengusirnya. Sedangkan Dina, sang kakak masih sibuk mengoreksi pelajaran adiknya.
"I have an idea. Kak, aku punya cara mengusir tikus itu," kata Dini berusaha memunculkan idenya.
"Sudah, biar aja tikus itu berkeliaran," jawab Dina.
"Eh, Kak. Nanti tikusnya berkembangbiak dan menyebarkan penyakit," kata Dini.
"Yaudah apa ide kamu?" tanya Dina.
"Tikus itu kan takut kucing, so ...." Dini sedang memunculkan idenya, tiba-tiba Dina memotongnya.
"So ... kamu mau cari kucing, gitu?" kata Dina.
"No! No!" jawab Dini.
"So what is your idea?" Dina penasaran menanyakan apa ide Dini.
"Kita munculkan suara kucing aja," kata Dini dengan serius.
"Yaudah kamu aja yang bersuara. Ngeong. Ngeong," kata Dina sambil bercanda.
"Hello! Are you kidding? I'm not a cat," jawab Dini kesal dan berkata bahwa dia bukan seekor kucing yang harus mengeong.
Dini beranjak menghidupkan TV. Kemudian memilih saluran YouTube.
"Hey, Dini. What are you doing? Kamu sedang belajar kenapa menghidupkan tivi?" tanya Dina panjang lebar.
"Look! What am I doing?" Dini kembali bertanya menyuruh Dina menebak apa yang ia lakukan.
Dini melanjutkan mencari konten Suara Kucing Pengusir Tikus di saluran YouTube. Ia mulai meninggikan volume TV agar terdengar oleh tikus di langit-langit rumah mereka. Sementara sang kakak, Dina terlihat tersenyum melihat apa yang dilakukan adiknya, Dini.
Setelah beberapa saat, tidak terdengar lagi suara tikus di langit-langit rumah mereka.
"It works. Tikusnya pergi," kata Dini bahwa terbukti tikus takut dengan suara kucing pengusir tikus dari saluran YouTube.
"Anak Gaul Generasi "Z", I'm proud of you," kata Dina menyatakan bangga kepada adiknya.
Setelah tikusnya pergi, Dini mematikan TV. Mereka melanjutkan belajarnya tanpa terganggu suara tikus. Teknologi dapat membantu permasalahan yang dijumpai dalam kehidupan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI