Mohon tunggu...
Saifoel Hakim
Saifoel Hakim Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Orang biasa yang hidup biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ken Angrok - 19

7 Agustus 2023   07:06 Diperbarui: 8 Agustus 2023   06:38 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ken Angrok agak kaget dengan pertanyaan Tirta, namun dia harus berpikir cepat untuk memberikan jawaban yang tidak menimbulkan kecurigaan, "Iya..., nanti aku cerita setelah makan," jawab Ken Angrok beralasan untuk bisa mencari-cari alasan yang tepat pada Tirta.

"AKu lihat kamu makannya luar biasa, seperti orang seminggu belum makan hahahaha... Ga mungkinkan orang tinggal di sini sampai kelaparan seperti itu hahaha" kata Tirta sambil tertawa. Ken Angrok hanya manggut-manggut sambil terus menghabiskan sisa-sisa nasinya di piring.

Akhirnya Ken Angrok selesai juga menghabiskan makanannya, mencuci tangannya, lalu menghabiskan es teh sekali tenggak. Sambil mengeluarkan rokoknya, dia memesan jus mangga. Ken Angrok berpikir bahwa dia harus hati-hati menyusun cerita pada Tirta.

"Aku dari Daha," kata Ken Angrok sambil melihat Tirta, lalu lanjutnya, "Aku terpaksa putus sekolah, semua gara-gara ayahku. Ayahku menikah lagi padahal ibu baru 3 bulan meninggal dunia. Aku menentang dan melawan ayahku. Dia mengusirku, yah... di sinilah aku sekarang ketemu kamu."

"Oh, begitu ya. Tapi kok kamu bisa sampai di Kapundungan? Ini kan kota kecil yang tidak terlalu dikenal," kata Tirta penasaran.

"Sebenarnya, aku sedang mencari tempat untuk tinggal menetap yang jauh dari Daha. Kemarin sore ketika sampai di sini, aku merasa sangat lelah. Lalu aku pikir gimana kalo aku istirahat dulu di sini sambil melihat-lihat kota kecil ini. Siapa tahu aku bisa mulai hidup baru di sini. Cukup jauh dari Daha," jawab Ken Angrok, berusaha tetap mengaburkan identitasnya.

Tirta mengangguk mengerti, "Ya sudah, tidak masalah siapa kamu sebenarnya. Aku senang sudah bertemu denganmu dan berterima kasih karena sudah menyelamatkanku tadi. Kalau bukan karena kamu, aku mungkin sudah jadi bulan-bulanan anak-anak itu. Terus kamu tinggal di mana sekarang?"

"Itu...," Ken Angrok menunjuk keluar warung ke arah penginapannya yang ternyata tidak jauh dari sini. "Oh? Gimana kalau kamu tinggal saja di rumahku. Aku nanti akan bilang Bapak!" kata  Tirta berharap Ken Angrok mau menerima.

"Kita bahas nanti saja, aku juga belum bertemu ayahmukan? Aku juga belum memutuskan apakah aku akan betah di sini," jawab Ken Angrok.

"Aku punya ide!" tiba-tiba Tirta berteriak, "Memar-memar dimukaku ini akan membuat bapak sama ibu pasti mau menerimamu tinggal di rumah," lanjut Tirta sambil menatap dan tersenyum pada Ken Angrok.

"Oh? Kok bisa begitu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun