Mohon tunggu...
Saifoel Hakim
Saifoel Hakim Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Orang biasa yang hidup biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ken Angrok - 18

6 Agustus 2023   05:52 Diperbarui: 7 Agustus 2023   07:19 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suara derit pagar yang terbuka rupanya membuat orang dari dalam rumah itu keluar, "Eh...Den Tirta sudah pulang," kata seorang laki-laki paruh baya berlari kecil mengambil alih pintu pagar dan agak kaget saat melihat muka Tirta yang memar-memar. "Ken, kamu turun saja sini, kasih motornya ke Pak Kardi biar dia yang urusin."

Ken Angrok menyerahkan motor pada laki-laki paruh baya yang tadi keluar dari rumah. Dia berjalan memasuki halaman rumah yang bak istana itu. Tirta mengajak Ken Angrok masuk ke teras rumah, "Mau duduk di sini atau di dalam saja Ken?" kata Tirta melihat Ken Angrok.

"Kayanya enak duduk di luar aja," sahut Ken Angrok.

"Ya sudah aku masuk dulu, aku mau cuci muka dan mencoba menyembunyikan memar-memar ini. Sebentar lagi ayah pulang bisa ngamuk-ngamuk," kata Tirta sambil membuka pintu depan dan melangkah masuk.

Ken Angrok duduk di kursi teras rumah itu, dari dalam terdengar teriakan Tirta, "Mboook..., bikinin es teh buat temenku di depan..," "Nggih Den..." terdengar juga suara seorang perempuan menjawab.

Ken Angrok mulai merasakan lagi perutnya yang lapar dan tenggorokan yang kering. Rupanya kejadian barusan membuat lapar dan hausnya hilang sejenak. Dia meraba-raba saku celananya lalu mengeluarkan sebungkus rokok. Dari dalam rumah muncul seorang perempuan yang sudah cukup umur membawa nampan berisi 2 gelas es batu dan 2 botol teh. Perempuan itu menaruhnya di meja depan Ken Angrok. "Suwun..., repot-repot segala" kata Ken Angrok.

"Oh..., ndak Den, silahkan diminum, Den Tirta mandi dulu katanya."

"Nggih Mbok, suwun..."

Tanpa pikir panjang Ken Angrok menuang sebotol teh itu ke dalam gelasnya, lalu menenggak habis. Mengisi lagi dan meminumnya hingga tandas! Dia baru sadar, sejak dia terbangun tadi pagi di gubuk di tengah sawah, baru kali ini dia minum. Obat yang disuntikkan para penculik tadi malam, ternyata bisa membuatnya segar bugar hingga mampu bertahan sampai menjelang sore. Bahkan sempat berkelahi segala. Kini tinggal rasa lapar yang menunggu diperhatikan setelah dua gelas es teh membasahi tenggorokannya.

BERSAMBUNG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun