Mohon tunggu...
Saifoel Hakim
Saifoel Hakim Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Orang biasa yang hidup biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ken Angrok - 17

5 Agustus 2023   06:48 Diperbarui: 6 Agustus 2023   05:59 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Ken Angrok melambaikan tangan tanda menolak ketika beberapa kali angkutan umum yang lewat berhenti karena mengira dia sedang menunggu angkutan. Ken Angrok masih berpikir dan menimbang-nimbang apa yang akan dilakukan saat ini.

Ken Angrok mengingat lagi saat dia terbangun tadi. Butuh beberapa menit untuk menjadi sadar sepenuhnya. Dia mulai menyadari berada di atas balai-balai kayu yang keras dan di sebuah ruangan kecil yang tertutup rapat. Sinar matahari tampak menerobos dari atap memberikan sedikit cahaya di dalam. Lalu dia membongkar sebuah tas ransel yang ada disebelahnya. Tas itu berisi pakaian, peralatan mandi, dan sebuah buku serta alat tulis. Di sebelah buku itu ada sebuah amplop bewarna coklat. Ketika dia buka, ternyata berisi uang 10 juta rupiah!

Ken Angrok lalu berdiri dan membuka pintu, dia terhenti sebentar karena cahaya matahari yang membuat matanya agak sakit. Dia butuh penyesuaian. Setelah melangkah ke luar, dia melihat kesekelilingnya. Ternyata dia tadi keluar dari sebuah gubuk yang ada ditengah persawahan. Mungkin sebuah gubuk yang digunakan saat panen tiba. Dikejauhan tampak jalan raya yang tidak begitu ramai.

Di atas batu di bawah pohon saat ini, Ken Angrok menengok kembali ke arah gubuk di mana tadi dia berada. Jaraknya mungkin sekitar 500m dari jalan raya ini. Dia teringat saat merasakan mobil yang membawanya tadi malam bergoyang-goyang agak kencang berarti saat melewati jalan tanah yang menuju gubuk itu.

Ken Angrok kembali memperhatikan jalan raya di depannya. Dia terus menimbang-nimbang akan ke arah mana dia berjalan. Dari teriakan sopir atau kernet tadi yang menawarkan angkutan, jika ke arah kiri maka tujuannya adalah Kapundungan. Sebuah kota kecil setingkat kecamatan. Sementara jika dia menyeberang jalan atau menuju ke arah kanan, maka tujuannya adalah Rabut Jalu, sebuah tempat setingkat desa yang tidak begitu ramai. Jarak ke dua tempat itu dari Tumapel cukup jauh, kira-kira 4 jam dengan kendaraan pribadi atau 6 jam menggunakan angkutan umum. Pengetahuan Ken Angrok tentang geografi cukup mumpuni, apa lagi masih dalam wilayah propinsi.

Informasi! Inilah yang membuat Ken Angrok memutuskan ke arah Kapundungan. Dia butuh Hp! Di Rambut Jalu belum tentu ada. Dia harus segera mendapat berbagai informasi apa yang sebenarnya terjadi, dia tidak peduli dengan peringatan orang-orang yang telah menyekapnya semalam.

Ken Angrok pun naik angkutan yang berhenti di depannya ke arah Kapundungan. Sepanjang jalan dia mencoba menebak-nebak siapa 'Bos Bram' yang menelpon orang yang menyekapnya. Sepertinya dialah kunci dari semua kejadian ini, dia pasti yang menyuruh orang-orang itu. Ken Angrok kemudian menyusun rencana, dia akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya lalu baru memtuskan harus mulai dari mana!

***

Sampai di terminal Kapundungan, pertama yang dia cari adalah toko Handphone. Dia berjalan sepanjang trotoar sambil memperhatikan toko-toko yang dilaluinya. Ketika melewati kios penjual koran, matanya tertuju pada sebuah judul berita salah satu koran yang membuatnya tersentak, "Ditangkap Suami-Istri Bandar Besar Narkoba di Tumapel". Tanpa pikir panjang, Ken Angrok langsung membeli dan membaca berita itu.

Wajahnya tiba-tiba menjadi pucat dan cemas. Ayah ibunya telah ditangkap aparat karena kasus narkoba! Selain itu, disebutkan juga dalam berita itu bahwa anak tersangka yang bernama Ken Angrok tiba-tiba menghilang. Menurut teman-temannya yang terakhir bersamanya, Ken Angrok dibawa oleh sekelompok orang berbadan tegap dan berambut cepak setelah mereka berkelahi dengan anak dari geng lain. Polisi masih terus mencari keberadaan Ken Angrok. Dikhawatirkan, Ken Angrok diculik oleh mafia narkoba yang terkait dengan jaringan Ayahnya, Bango Samparan. Motif dari penculikan itu masih dalam pengusutan polisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun