Mohon tunggu...
Saifoel Hakim
Saifoel Hakim Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Orang biasa yang hidup biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ken Angrok - 7

25 Juli 2023   10:34 Diperbarui: 25 Juli 2023   22:21 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenang perjalanan sembilan bulan yang lalu itu membuat mata Ken Endok berkaca-kaca. Dia hanya menatap kosong langit-langit Rumah Sakit. Kesenangan yang ia peroleh dalam tiga hari, ternyata harus dibayar mahal dengan penderitaan batin yang panjang. Dia tidak tahu lagi harus bagaimana setelah bayi ini lahir, hanya kerinduan dan rasa bersalah pada Gajah Para yang ia rasakan. Betapa kuat keinginannya untuk segera menyusul Gajah Para ke alam baka.

***

"Gimana perasaanmu sekarang Ken Endok?" tiba-tiba suara Tunggul Ametung membuyarkan lamunan Ken Endok. Dia melihat Tunggul Ametung berdiri di samping tempat tidurnya. Ken Endok juga heran ketika melihat Tunggul Ametung ternyata bersama istrinya. Mereka berdua tampak tersenyum ramah pada Ken Endok.

"Oh..., Pak...Ibu, iya..., saya merasa lemas tidak bisa apa-apa," kata Ken Endok lemah seperti berbisik.

"Iya, kamu harus istirahat dulu Ken Endok," kata istri Tunggul Ametung sambil memegang tangan Ken Endok. "Bayimu sehat dan aman, tadi aku sudah lihat ke kamar bayi dengan Bapak," lanjut istri Tunggul Ametung.

"Dokter tadi bilang...," kata Tunggul Ametung, "Kamu butuh waktu 3 hari untuk pemulihan. Ibu tadi sudah menyuruh orang untuk mempersiapkan rumahmu yang di Pangkur dengan berbagai keperluan bayi. Jadi kamu ndak usah mikir berat-berat, yang penting cepet pulih dan sehat buat merawat anakmu." lanjut Tunggul Ametung.

"Matur Suwun sanget Pak..., Bu..., sudah merepotkan Bu Tunggul dan Bapak." kata Ken Endok sambil dalam hati mmemcoba memahami perhatian Tunggul Ametung padanya selama ini ternyata juga diketahui istrinya. Ken Endok masi malas berpikir untuk mencari tahu lebih jauh lagi mengapa keluarga Tunggul Ametung memberikan perhatian sebesar ini padanya.

"Ken Endok, apa kamu sudah punya nama untuk anak laki-lakimu?" kata Bu Tunggul.

"Iya Bu, Mas Para yang kasih nama, namanya 'Ken Angrok'..." kata Ken Endok sebelum dirinya tiba-tiba jatuh tertidur.

BERSAMBUNG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun