Di batas senja yang melukis langit,
Ada rindu yang tersimpan, lirih namun abadi.
Namamu mengalir seperti melodi lembut,
Mengisi setiap ruang kosong di hati ini.
Aku tak butuh bintang untuk menerangi malam,
Karena matamu adalah cahaya semesta.
Tatapmu adalah rahasia waktu,
Menghentikan segalanya saat aku tenggelam di dalamnya.
Kata-katamu, bagai hujan di musim kemarau,
Menyentuh jiwa yang haus akan cinta.
Dan senyummu, oh senyummu,
Membangkitkan mimpi yang hampir pudar.
Jika aku adalah daun yang ditiup angin,
Engkaulah dahan tempatku kembali.
Jika aku adalah ombak yang gelisah di lautan,
Engkaulah pantai tempatku berlabuh.
Cintaku padamu seperti pagi yang abadi,
Selalu hadir tanpa pernah bertanya.
Dan jika dunia ini berhenti berputar,
Hatiku tetap akan mencari jalan menuju hatimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H