Mohon tunggu...
Saifa Novidian
Saifa Novidian Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Heeeyyy Young Readerss... !!!! welcome to my blog.... Hope you enjoy to my blog.... :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Rindu untuk Keluarga

12 Januari 2021   22:23 Diperbarui: 12 Januari 2021   22:29 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

JUDUL : AKU RINDU

TEMA : TANAM RINDU

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Haii...

Sedang apa kamu di sana?

Ku tatap langit biru pagi

membentang dari suatu pedesaan

Namun, tatapan Ku tidaklah kosong

selalu terisi dengan angan - angan 

akan kapan Aku bisa kembali

ke rumah halaman Ku

 

Jarak...

Waktu..

dan kondisi memisahkan Ku dengan 

Kakak dan kedua orang tua Ku

Awalnya Ku kira aku bisa kembali 

ke rumah Ku segera, layaknya burung 

terbang menghirup udara kemudian

kembali ke rumah indahnya

Tetapi..

Burung itu terjebak deras

yang mengharuskannya berlindung

dan menetap sementara di gua hingga

waktu yang ia tak tahu kapan hujan akan 

berakhir...

Burung itu adalah aku..

Aku yang kini sedang terjebak pandemik

COVID 19 hingga waktu yang tak tahu kapan 

akan berakhir dan terus membuat khawatir

Gadget..

Internet...

Teknologi..

Ya...

Aku tahu, dunia saat ini memang sudah sangat canggih 

dengan semua teknologi yang ada..

Tetapi itu semua tidaklah cukup untuk melepas

rasa rindu ku yang sudah terlalu lama lama 

tertanam...

Semua teknologi itu hanya melepas rindu sesaat, dan bahkan 

membuatku menambah rasa rindu dengan keluarga ku setiap

ku lihat wajah mereka melalui gadget..

membuatku semakin ingin memeluknya...

membuat air mataku mengetuk kelopak mata ku 

dan menetes perlahan...

Air mata ku yang selalu ku tutupi dengan senyuman 

karena Aku tidak ingin Ibu ku timbul rasa cemas..

Dalam hati, ku hanya bisa berdo'a dan berharap agar

pandemik ini segera berakhir dan tidak membuat Ibu 

terus khawatir...

Saat ini, aku sangat bahagia dapat 

berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan

Tetapi...

Perasaan bahagia ku kini

tidaklah sepenuhnya bahagia...

karena pertemuan ku dengan 

Ramadhan kali ini, Aku merasakan 

kesendirian menjalankan puasa Ramadhan tanpa

kedua Orangtua ku..

Ayah...Ibu...

maaf untuk lebaran tahun ini

aku tidak bisa mencium tangan mu

tidak bisa memeluk mu

tidak bisa mencium keningmu...

meskipun dalam hati kecilku sebenarnya 

Aku rindu sekali mencium tangan mu

mencium keningmu

memelukmu dan saling tangis haru 

di hari raya bersama mu...

Rindu..?

Ya..., sangaatt

Perasaan yang saat ini hanya bisa

Ku tanam dalam hati dan fikiran Ku...

Aku sangaattt merindukan senyuman,

candaan, dan kebersamaan bersama kalian

Aku merindukan sosok Ibu, Aku merindukan masakan Ibu

Aku mrindukan pelukanmu..

Aku ingin tidur di sampingmu buu..

Ayahku yang selalu membelai sayang rambut ku,

kakak ku yang selalu bercanda tawa denganku...

Aku sangat merindukan kalian

Keluarga ku...

Kini aku mengerti mengapa rasa rindu ini timbul 

sangat kuat pada diriku...

Kini ku menyadarinya bahwa Aku sangat amat mencintai 

dan menyayangi keluarga ku..

Kini ku hanya bisa menanam sangat dalam

pohon rinduku  di lubuk hatiku...

Dan memberikan nya pupuk do'a di setiap sujudku...

Hingga suatu hari nanti aku akan memetik buah pohon

rinduku dan melepaskan rasa rinduku dengan keluarga ku

yang sangat ku rindu...

Ibu...

Ayah..

Kakak..

Pettiklah buah rinduku bersamaku suatu hari nanti

Ku harap hari itu akan datang secepat Ayah menolong ku

ketika aku terjatuh di waktu kecil....

Teruntuk ke;uarga ku tercinta...

Aku rindu kalian...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

18, Mei 2020

Saifa Novidian,

Aku Rindu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun