Marak di media sosial menggunakan istilah mental pengemis atau diartikan sebagai pemikiran untuk terus menerima pemberian, jika tidak ditangani dengan bijaksana, berpotensi menjadi masalah yang berkelanjutan. Ketergantungan pada bantuan instan bisa mengurangi motivasi masyarakat untuk mencari solusi jangka panjang dan mandiri. Jika masyarakat terus-menerus menerima bantuan tanpa adanya upaya pemberdayaan, mereka mungkin semakin bergantung pada bantuan eksternal. Ini bisa mengurangi motivasi untuk mencari solusi jangka panjang dan mandiri.
Ketika bantuan menjadi hal yang biasa, ekspektasi masyarakat terhadap bantuan dari konten kreator meningkat. Orang-orang mungkin merasa bahwa cara tercepat dan termudah untuk mendapatkan bantuan adalah dengan menarik perhatian konten kreator, bukan dengan mengatasi masalah mereka sendiri. Tanpa strategi yang jelas untuk pemberdayaan, bantuan yang diberikan hanya akan memberikan solusi sementara. Ketika bantuan tersebut habis, penerima kembali ke keadaan semula, menciptakan siklus ketergantungan yang sulit diputus.
Untuk mengatasi masalah ini, konten kreator harus lebih selektif dalam memilih sasaran bantuan mereka. Identifikasi kebutuhan nyata sangat penting agar bantuan yang diberikan tepat sasaran dan efektif. Konten kreator harus melakukan riset yang mendalam untuk memahami kebutuhan sebenarnya dari penerima bantuan. Ini termasuk melihat kondisi sosial dan ekonomi mereka serta potensi mereka untuk diberdayakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI