Luruh senja dan hening menangkup suasana,
Gugur Lelah dan peraduan tiba
Sebongkah mimpi menyampaikan pada pagi,
Sepercik embun,
Setangkai aromaNya mencukupi hidup ini
: engkaulah bunda!
Waktu boleh tersobek!
Ketika masa berganti, dan angin menebarkan kemana-mana
Luka tertanam waktu, dan pedih di ujung kalbu
Airmata tak cukup lagi sebagai tanda
Ia menggemuruhkanku. Â LembutNya menghentikan segala:
Engkaulah bunda!
Jika ada yang boleh dieja, sebelum tiba padaNya
Jika boleh merindu Bersama waktu
Biarkan daku menyebutmu
: bunda mengaliri hidup ini
Setia, selamanya, hingga padaNya
Tuhanku, bundaku adalah rahimMu
10 Dzulhijjah 1425 H/ 21 Januari 2005
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H