Mohon tunggu...
Said Kelana Asnawi
Said Kelana Asnawi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen pada Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie

Dosen-Penyair, menulis dalam bidang manajemen keuangan/investasi-puisi; Penikmat Kopi dan Pisang Goreng; Fans MU

Selanjutnya

Tutup

Bola

MU yang MeLiverpool dan City yang Me-MU

27 April 2019   18:49 Diperbarui: 27 April 2019   20:11 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Alex Ferguson (AF) diangkat menjadi pelatih Manchester United, konon sambil menghadap ke arah Liverpool; dirinya bersumpah akan mengalahkan klub bernama Liverpool.  Saat itu, Liverpool adalah klub tertop di liga Inggris dengan piala terbanyak, sebanyak 18 piala (tidak dihitung liga champion).

Enam tahun pertama, kepemimpinan AF tidak disertai naungan Dewi Fortuna, nihil gelar, namun dirinya dinaungi oleh dewa manajemen yang tetap memercayainya.  Setelah itu, sejarah Liga Inggris mencatat, permusuhan Manchester United dan Liverpool menjadi kenyataan; dengan peran sentral AF; hingga jumlah gelar terbanyak liga Inggris direbut oleh MU.

Tragisnya sejak saat itu, Liverpool tak pernah sekalipun menjuarai liga (30 tahun); kecuali nyaris saja.  Ikon Liverpool; Gerrard pun; dalam rintihan doanya pun masih terus menaruh harapan, sampai ajal menjemputnya!.  Patut juga dicatat; sebagai bagian 'permainan' dalam buku biografi AF, Gerrard dianggap bukan pemain bertalenta.  Baik Gerrard, maupun Neville dkk; memiliki gairah dalam permainan kedua tim, sebagai bagian dari sejarah.  Kita menikmati permainan itu; apalagi mereka  

Buku Tulis Fans MU - dokpri
Buku Tulis Fans MU - dokpri
sebagai aktornya!

Pemilik modal, mencari klub mana yang akan dikembangkan, lalu bertemulah klub tetangga MU, sekitar 10 tahun lalu.  Seperti AF menantang Liverpool, maka pemilik modal memilih City.  City berada satu kota dengan klub tersukses (saat itu) yakni MU.  Alex; tidak senang (dan lupa akan apa yang dilakukannya); sembari mengejek: klub berisik (banyak omong).  City; sukses membajak pemain MU yang memiliki  'birahi main' tinggi,  penuh semangat semacam Tevez.  Selamat Datang Tevez di Kota Manchester; dan dijadikan kapten.

Saking tersanjungnya Tevez, ketika dia ditanya pilih MU atau City; maka dia menjawab pilih City.  Lalu datanglah pemain pilihan dan sejak itu City membuat MU menderita.  Beckham dapat menyatakan: cuma satu klub di Manchester; namun sayangnya itu dulu; dimana di dunia dan di kota Manchester orang mengelu-elukan MU.

Saat ini; Aguero dan Silva dengan tenang mengatakan: bagi kami United, hanyalah sekedar klub bola.  Anak-anak saat ini, berkaos biru sebagai kebanggaan.  Untuk 'mengekalkan' City; Guardiola  menggunakan istilah 'berisik'; mengkompori fansnya.   Ayoo lebih berisik!.

Saat ini Manchester United mengarah 'menjadi' Liverpool; City mengubah dirinya menjadi MU, dan Liverpool sedang mencari 'jimat' agar lepas dari kutukan. 

Pelajaran 

Apa yang dilakukan AF merupakan psywar yang baik untuk ditiru.    Tantanglah yang terbaik; sebagai bagian meningkatkan motivasi.  City pun 'mereplikasi (mimicking)' AF, dengan berada di samping yang terbaik, mengarah menjadi klub yang terbaik.  Untuk anda; katakan pada gurumu: Bapak akan saya kalahkan dalam 5 tahun mendatang.  Untuk anda sebagai guru: beri nilai tambah bagi mahasiswanya yang menyatakan tantangan tersebut!.  yang terbaik bagi seorang guru, dia dapat 'menciptakan' muridnya lebih pandai dari dirinya

Kedua, keunggulan kompetitif klub, tidak dapat dinikmati sepanjang masa, terutama jika lengah.  Sebagai klub, City datang dengan keunggulan 'modal' dan dapat dioptimalkan.  MU masih terlena dengan sejarah; belum memercayai situasi riil, fans nya masih menerima nikmat kemenangan  5 tahun lalu.  Jadi; jika ada kompetitor disisi anda; jangan pernah lengah atau dianggap kecil.  Strategi 'mimicking' meniru pemenang, dapat efektif.  Apalagi; jika perusahaan (klub) itu dapat 'membajak' pemain/karyawan kunci/potensial; maka tidak lama lagi; kemalangan akan dapat menimpa klub/perusahaan.

Ketiga, perlunya ada 'motor'; orang yang membuat gairah. Kapten sekaligus pemain berpengaruh klub MU; semisal Cantona, Keane, Neville; adalah orang 'kuat'; ekspresi emosinya tinggi.  Liverpool, saat ini, menguatkan emosinya melalui Klopp; sedangkan City, mengukuhkan sebagai "Giardiola'.  Pogba bertalenta, namun ekspresi emosiya kurang.  Seharusnya setelah mencetak gol, dia bukan berjoget tetapi 'menendang' dan berteriak.  Orang dengan ekspesi kuat harus ada di klub.  Ekspresi kuat, itu artinya mampu memanggul tugas, memotivasi stakeholder lainnya: bukan yang kasar dan sejenisnya. 

Keempat, keberadaan SDM.  MU berusaha mengembalikan emosi; dengan memanggil ulang bagian sejarahnya Solksjaer.  Pada periode awal kepelatihan, hal itu tampak, namun tidak berlaku dalam jangka panjang.  Diakui skuad MU saat ini, tidak cukup bagus; sama seperti skuad City atau Liverpool saat dulu.  Sebuah perusahaan harus secara rutin mengkaji keberadaan SDM nya; jangan-jangan kemampuannya sudah out of date.  Metode yang kita pakai, mungkin juga perlu dikaji.  Mendengar, melihat dan belajar merupakan kunci mempertahankan daya kompetitif (competitiveness).

Kelima; klub-klub tersebut sejahtera dan memagari pemainnya dengan kesejahteraan, baik dalam bentuk moneter maupun lainnya.  Trik sejahtera ini merupakan salah satu trik yang dilakukan untuk memagari pemain.  Pemain loyal Gerrald tidak tertarik dengan trik ini ketika diimingi oleh Mourinho untuk ke Chelsea (ingat: gerrald sudah sejahtera).  MU, saat Mourinho,  berusaha jalan pintas; menarik Sanchez, dengan gaji besar; yang ternyata kontribusinya kecil.  Hati-hati; di perusahaan bisa saja ada yang digaji besar tetapi kontribusinya kecil.  Orang ini, hanya akan menjadi 'gunjingan' dan membuat produktivitas perusahaan turun.  Dan dalam rangka rasionalisasi; maka orang semacam Sanchez yang pertama kali dibidik.  Pada klub; dengan gaji tidak distandarisasi, memang cenderung ada bias; baik bias atas (overpaid) maupun bias bawah (under paid).  Hanya karena mereka sejahtera, dan bermain bola sebagai kenikmatan, maka bias ini menjadi kurang bernilai.  Namun,  Adebayor (City) meninggalkan Arsenal karena merasa underpaid!.

Semoga MU tidak meLiverpool; biarlah Liverpool menjadi Liverpool sejati; dan City harus dihentikan besok.  Namun, nikmatilah permainan klub kesayangan anda; dengan minum kopi.  Bagian dari hiburan; dimana kita dapat memetik beberapa pelajarannya

After Magrib; 27 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun