Apabila tingkah laku yang pertama tidak mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari orang yang tepat; guru dan orangtua maka tingkah laku tersebut berpotensi mengalami perkembangan ke  rah tingkah laku bermasalah.
Misalnya anak berfikir dan berbicara tentang dirinya sendiri, menang sendiri, sering berselisih pendapat dalam kelompok, memukul temannya. Apabila tingkah laku tersebut berkembang dalam diri anak ke arah yang negatif maka akan berpotensi menjadi tingkah laku bermasalah, misalnya anak menjadi orang yang tidak bisa menghargai hak orang lain, bertindak semena-mena terhadap orang lain dan main hakim sendiri.
Tingkah laku bermasalah
Tingkah laku anak usia dini menurut guru dan orangtua dapat dikategorikan sebagai tingkah laku bermasalah, karena mengganggu kegiatan kelas. Misalnya anak selalu mau menang sendiri, kalau tidak dituruti dia akan mengamuk dan memukul temannya sehingga kelas menjadi terganggu. Menurut (Detyen, 1963) tingkah laku tersebut merupakan tingkah laku yang menyimpang dari standard yang diterima secara umum, dan diperlukan teknik-teknik khusus untuk menanganinya.
Tingkah laku anak dikatakan bermasalah karena tingkah laku tersebut dapat merugikan diri anak baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Menurut (Robert, 1997) tingkah laku anak dapat dikatakan sebagai tingkah laku bermasalah apabila memeuhi kategori sebagai berikut:
- Konflik dengan orang lain, misalnya anak mengalami kesulitan berhubungan dengan orangtua
- Konflik dengan diri sendiri
- Kurangnya informasi tentang diri
- Kekurangan informasi tentang lingkungan
- Masalah kurang keterampilan
Menurut (Barr, 1958) mengemukakan teknik bimbingan tingkah laku sosial anak ke arah yang positif adalah memberikan kesempatan kepada anak sebanyak mungkin untuk:
- Membuat dan mengambil keputusan serta memilih kegiatan yang sesuai dengan keinginannya
- Memecahkan masalah dalam interaksi sosial seperti bagaimana cara mengajak teman dalam bermain
Setelah kita mengetahui adanya tahap masalah yang sering terjadi pada anak usia dini apakah sebagai orangtua masih ingin menghakimi sebuah kesalahan yang diperbuat oleh anak? Dan apakah sebagai orangtua ingin melihat anak tumbuh dengan membawa tingkah laku yang bermasalah? Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H