Mohon tunggu...
Saidatun Nia
Saidatun Nia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini; UIN Malang

Bukan sekedar singgah, melainkan ada niat untuk sungguh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bukan Membuat Noda, Aku Hanya Mencoba

1 November 2020   05:57 Diperbarui: 1 November 2020   06:02 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia pasti mengalami masa menjadi anak usia dini. Dimana dunia seorang anak usia dini adalah dunia main. Bermainnya seorang anak usia dini bukan sekedar main biasa, melalui bermain anak juga belajar.

Sesuai dengan judul yang saya ambil kali ini, saya akan membahas perkembangan kreativitas anak melalui eksplorasi. Saya mengambil judul tersebut karena saya teringat pada masa kecil saya yang suka bermain kotor-kotoran; hujan-hujanan, masak-masakan dan lain sebagainya.

Permainan yang sering saya lakukan di waktu kecil dan hampir dari semua anak perempuan pasti mengalami permainan ini, yaitu pasaran atau yang disebut dengan masak-masakan. Saya sebagai gadis desa kalau bermain masak-masakan pasti berbahan alam yang bisa diambil dari tanaman-tanaman disekitar rumah.

Bahan bermain masak-masakan saya waktu itu identik dengan pelepah pisang atau biasanya saya menyebutnya dengan gedebok. Pelepah pisang tersebut dapat disulap menjadi berbagai macam; ikan, jajan rentengan, tahu, tempe dll.

Sayangnya setiap selesai bermain masak-masakan baju yang saya kenakan pasti kotor, getah dari pelepah pisang tadi menempel di baju saya. Namanya juga masih kecil, meskipun sudah diajari berhati-hati dengan orangtua saya untuk tetap menjaga kebersihan saat bermain kotor-kotoran pasti selesai dari bermain pasti membawa noda. Dan disetiap selesai bermain pasti orangtua saya protes:

Ibu: Tuh kan, ibu kan sudah bilang jangan main pelepah pisang, jadi kotor kan bajunya.

Dulu saat saya mendengar suara ibu saya seperti itu pasti hanya bisa meminta maaf dan berjanji tidak mengulanginya lagi. Tapi tetap saya ulangi lagi, haha.

Lalu apa kaitannya getah pelepah pisang yang mendatangkan noda dengan proses kreativitas melalui eksplorasi?

Eksplorasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat dikatakan sebagai kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dan situasi yang baru. Eksplorasi dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk melihat, memahami, merasakan dan pada akhirnya membuat sesuatu yang menarik anak.

Anak saat berusia 2 tahun mengalami perkembangan fisik yang lebih signifikan yang diikuti dengan daya imajinasi yang kuat dan kemampuan meniru sangat tinggi. 

Sebagaimana kegiatan yang saya lakukan diatas yaitu bermain masak-masakan, kegiatan memasak biasanya dilakukan seorang ibu rumah tangga/ setiap perempuan yang telah dewasa dan mampu dalam hal memasak.

Permainan yang saya lakukan merupakan wujud dari apa yang biasanya saya lihat sehari-hari yaitu melihat ibu saya memasak. Permainan masak-masakan saya dulu biasanya saya lakukan bersama anak-anak tetangga saya. Permainan tersebut bisa diwujudkan dengan bermain peran; jual beli (berdagang) atau berperan sebagai seorang ibu rumah tangga yang harus memenuhi gizi keluarganya.

Namun sayangnya dulu saat saya bermain masak-masakan dengan pelepah pisang malah mendatangkan protes dari ibu saya. Tidak masalah, yang terpenting jangan ditiru ya gais.

Lanjut...

Alam merupakan sarana bermain anak yang mampu meningkatkan daya eksplorasi anak. Berani kotor membiarkan anak bereksplorasi di alam identik membuat anak kotor karena jenis permainan dan alat yang dipergunakan dapat mengakibatkan tubuh, pakaian dan tempat bermainnya kotor dan berantakan.

Manfaat utama bermain kotor-kotoran adalah memberi kesempatan pada anak untuk bereksplorasi. Berbagai hal bisa anak lakukan meski dengan sarana terbatas. Anak akan coba merasakan, menciumi aroma atau baunya dan meraba benda-benda yang dianggap asing. Eksplorasi yang cukup akan membuat daya nalar anak kian terasah.

Selain memberikan kesempatan pada anak untuk bereksplorasi, manfaat lain yang didapat anak saat bermain kotor-kotoran adalah sebagai berikut:

  • Menanamkan nilai: bermain yang melibatkan alam, orangtua bisa menanamkan nilai yang dianggap penting; menjaga kebersihan lingkungan, tidak membunuh hewan, merawat tanaman dll.
  • Berekspresi lebih bebas: saat berada di alam terbuka, anak bisa bebas berekspresi. Anak bisa berteriak, berlari atau melompat, dll.
  • Memberikan kepuasan
  • Lebih percaya diri: anak yang dilarang untuk bermain kotor-kotoran akan berbeda dengan anak yang terbiasa bermain kotor-kotoran. Anak yang terbiasa akan merasa have fun dan enjoy tanpa merasa jijik. Sebalinya dengan anak yang dilarang akan merasa jijik dan tidak berani untuk kotor.
  • Melatih motorik halus: misalnya dengan membuat berbagai macam beentuk dari pasir atau adonan tepung.
  • Mengasah kepekaan: dengan bermain pasir dan tepung misalnya, anak dapat membedakan tekstur antara tepung dan pasir tersebut.
  • Mengasah kreativitas: bagaimana tidak, seperti yang saya lakukan yang semula pelepah pisang wujudnya demikian dapat disulap menjadi berbagai macam bentuk untuk keperluan bermain masak-masakan.
  • Rileks: bermain kotor-kotoran pastinya menyenangkan bagi anak. Anak akan merasa lebih rileks melakukannya.

Perkembanga kreativitas melalui eksplorasi juga melibatkan tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan dan beriringan.

Saat anak melakukan kreativitas melalui eksplorasi, mula-mula anak melibatkan aspek kognitifnya yaitu mengenal dan mengingat-ngingat kembali apa yang didengar dan dilihatnya. 

Karena sering mendengar dan melihat timbula rasa tertarik untuk terus melihat dan mendengarkan, hal ini berkaitan dengan aspek afektif. Kemudian anak menirukan apa yang telah didengar dan dilihatnya, hal ini merupakan wujud dari aspek psikomotor.

Jadi, jangan salahkan anak ketika anak suka dalam bermain kotor-kotoran, anak tidak memberikan noda dan juga tidak menambah beban cucian bunda; bibi; dan kakak kok. Hanya saja anak suka melakukannya, dan bukankah itu bagus untuk perkembangan anak dalam melatih kreativitasnya? Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun