Mohon tunggu...
Saibansah Dardani
Saibansah Dardani Mohon Tunggu... Wartawan -

Warga Batam, Pengamat Perbatasan, Pecinta Jurnalistik. "Aku Menulis, Maka Aku Ada." saibansahdardani@yahoo.com 0816-1379708 atau 082171208791 WA : 0851-01221734

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Undangan Kematian

11 Februari 2016   18:00 Diperbarui: 11 Februari 2016   18:26 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berjuta pertanyaan berseliweran di kepala Sukirman. Sudah lebih dari lima jam ia mendisain sebuah undangan, tapi belum juga ada yang pas. Tak sedikit pun tampak ekspresi bosan atau capek di wajah pengusaha muda ini. Sebaliknya, semakin lama ia semakin semangat menyelesaikan desain undangannya itu.

“Ya, cukup dengan satu matahari saja, maka jagad alam raya ini sudah hidup…!” katanya mantap. Dan Surkirman pun tampak puas.

***

Pertengahan Agustus tiga tahun lalu, Sukirman juga pernah mengedarkan undangan kepada tidak kurang dari 5.000 orang kolega bisnis dan kerabatnya. Ia mengundang mereka untuk hadir dalam pernikahan yang digelar secara wah di rumahnya yang mewah itu. Tak kurang dari perancang busana paling kondang juga ikut sibuk dalam pesta pernikahan itu. Bahkan, jauh-jauh hari sebelum pernikahan itu benar-benar terjadi.

“Gaun wanitanya pake ukuran body siapa Mas,” tanya Randy, sang perancang busana itu.
“Ah, tak perlu pake ukuran body orang lain, pake body-nya saja langsung,” jawab Sukirman memancing panjangnya daftar pertanyaan di kepala Randy.

“Iya, tapi calon pengantin wanitanya mana Mas ?”
“Belum waktunya, nanti kalau sudah waktunya juga pasti datang.”

Tak mau terjerat dalam kebingungan yang dalam, Randy memutuskan untuk segera mengukur body Surkirman dan merancang busana pengantin untuknya.

Yang tak kalah sibuknya adalah Mbok Minah dan Pak Karjo. Sejak Sukirman sibuk mendisain undangan pernikahan, mereka berdua itulah seksi sibuknya. Mulai dari perlengkapan prosesi pernikahan ala keraton, sampai dengan persiapan penabuh hadrah dari Pesantren Nurul Iman sudah dipersiapkan. Tak lupa, seribu anak yatim piatu dari berbagai panti asuhan sudah diundang jauh-jauh hari. Bahkan, pakaian khusus untuk mereka pun sudah diberikan. Termasuk, uang amal pendahuluannya.

Hari H pesta pernikahan Sukirman tinggal tiga hari lagi. Tapi Randy belum juga menemukan body pengantin wanita untuk diukur. Sementara gaun yang akan dikenakan Sukirman sudah tersimpan rapi di lemari.

“Mas Kir, mana pengantin wanitanya…?” tanya Randy setengah merengek.
“Ya kalau belum waktunya ya belum waktunya Ren, sabarlah.”
Dengan memonyongkan bibirnya yang bergincu tipis itu, Randy berlalu meninggalkan Sukirman sendirian di ruang kerjanya.

Sementara mata Sukirman terus menerawang menembus kaca putih di ruang kerjanya. Dari kursi sofa berwarna putih yang didudukinya, ia melihat seorang wanita bertubuh langsing tersenyum kepadanya. Wanita muda itu mengenakan gaun putih dan selalu tersenyum menebar pesona kepadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun