"Oknum TNI itu dan polisi yang back up mereka semua. Kalau tidak, mana mungkin masih berjalan sampai saat ini dengan aman. Contohnya, pas ditemukan narkoba yang dibawa TKI, para TKI lainnya tidak diamankan, tekong dan barang bukti bout pancung yang dijadikan untuk transportasi dari Malaysia tidak pernah ditangkap dan diamankan. Hanya narkoba dan kurir saja yang dibawa polisi. Apa namanya kalau tidak kerja sama," ujarnya.
Mulanya, para oknum LSM itu berkedok anti trafficking itu menentang aktivitas pengiriman TKI ilegal yang beropersi di pantai dan pelabuhan yang ada di Kecamatan Nongsa, Kota Batam. Namun aksi itu hanya gertak sambal belaka. Untuk memperkenalkan diri dan mendapatkan keuntungan. "Menembak di atas kuda".
Mereka juga pernah bentrok dengan LSM Kat dan Ham. Namun karena Kat dan Ham tidak mendapat dukungan dari oknum aparat, sayap LSM berkedok anti trafficking tersebut melebarkan sayapnya. "Saat ini oknum LSM itu yang berkuasa. Mungkin karena oknum polisi sudah hutang budi," tegas sumber tadi.
Nasib TKI ilegal masih jadi sapi perah. Dikejar-kejar di Malaysia, diperas di negeri sendiri.
(Terbit di www.batamtoday.com, Rabu, 03-02-2016 | 08:00 WIB)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H