Selain menikmati momen surya senja, tidak sedikit pula pengunjung yg melepas penat pada sini. Mereka kalem duduk pada atas bukit sembari menikmati minuman atau kuliner ringan. Seraya bercengkrama beserta menggunakan pasangan, keluarga, atau teman.
Lantaran dalam awalnya memang ditujukan buat landasan pacu paralayang, maka tepian tebing nir dipagari. Oleh lantaran itu, bila pengunjung terlalu ke tepi, sangat berbahaya. Lantaran sanggup saja terjatuh ke jurang pada bawahnya. Pengunjung pun wajib  berjalan menggunakan hati -- hati. Mengingat lokasi bukitnya berbentuk turunan yg curam.
Lokasi bukit berada pada ketinggian 900 mdpl. Bukan hal yg aneh bila buat mencapainya diharapkan bisnis yg relatif ekstra. Namun, seluruh akan terbayar saat telah hingga pada atas bukit, disambut sang pemandangan memukau.
Jalan menuju lokasi memang telah halus, tetapi konturnya miring & naik. Ikuti jalan tadi sampai bertemu menggunakan hotel melati, lalu masuk menuju lokasi paralayang. Setelah hingga pada sana, pengunjung wajib  berjalan lagi menuju bukit.
Berjalan menggunakan kemiringan hampir 90 derajat melalui anak tangga. apabila terlalu takut, pengunjung bisa sembari menikmati pemandangan agar ketakutan teralihkan. Tidak hanya itu, beberapa pohon pula turut menaungi anak tangga, sebagai akibatnya relatif teduh.
Fasilitas generik misalnya toilet, mushola, area parkir, telah memadai. Ditambah lagi telah terdapat pula warung yg dihias menggunakan lampu anggun buat nongkrong. Bagi pengunjung yg ingin menginap pada atas bukit pun sudah tersedia hotel & losmen murah pada kurang lebih bukit.
Objek wisata ini berlokasi pada Area Hutan, Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul. Berjarak 30 Kilometer menurut sentra kota Yogyakarta & bisa ditempuh pada saat satu jam berkendara
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI