Mohon tunggu...
Sahrul Imam
Sahrul Imam Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Aktif Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Garut

Hobi Traveling, Ngopi, Menulis dan Memotret

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Heroik Pahlawan Donor Darah di Masa Pandemi

10 November 2021   16:40 Diperbarui: 10 November 2021   17:06 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Donor Darah di Desa Ngamplang, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Foto: Sahrul Imam. 

"Kejadiannya itu ada telpon jam 2 malam sedang membutuhkan darah, karena situasi saat itu sudah tengah malam pasti orang lain juga tentunya sedang istirahat. Sedangkan posisi pasien juga sedang sangat membutuhkan. Jadi, tidak bisa menunggu besok paginya membuat saya berangkat waktu itu juga datang ke Markas PMI, bahkan penjaganya juga sudah ada yang tertidur. Wajar karena memang sudah malam," sambung pria yang pernah bekerja sebagai maintenance di sebuah hotel yang ada di daerah objek wisata Cipanas Garut.

Dirinya juga mengungkapkan, bahwa alasannya untuk melakukan donor darah itu agar dapat memberi manfaat bagi orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan. Dalam hal ini dirinya juga mengatakan bahwa yang dapat ia berikan untuk menolong orang lain bukanlah berupa materi, melainkan darah yang bisa memberi nilai manfaat bagi yang sedang membutuhkan.

"Saya ingin memberikan manfaat bagi orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan. Jika, yang saya berikan bukan materi dan saya memiliki darah yang bisa bermanfaat untuk orang lain kenapa tidak untuk saya melakukan donor saja. Agar darah ini memiliki nilai manfaat untuk orang yang sedang membutuhkan," tuturnya sambil menatap ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 14.35 WIB menandakan kami sudah lebih setengah jam berbincang.

Kisah dan aksi relawan kemanusiaan yang rutin melakukan kegiatan donor darah ini tentunya tidak hanya dilakukan oleh Asep Nanu seorang diri saja, bahkan dirinya juga berinisiatif membuat data secara manual dengan ponsel yang ia miliki mengenai siapa saja relawan di Kampungnya.

"Relawan di Nyalindung yang sudah saya data secara manual di handphone itu sekarang ada sekitar 45 orang. Saya data mulai dari nama lengkap, golongan darahnya juga nomer teleponya juga untuk memudahkan jika sedang membutuhkan bantuan bisa langsung menghubungi," katanya sambil mengirimkan data itu ke nomer Whats App saya.

Lanjutnya, ia juga berharap setiap tahunnya relawan kemanusiaan untuk menjadi pendonor darah dari Kampung Nyalindung bisa terus bertambah.

"Semoga setiap tahunnya relawan donor darah di Kampung Nyalindung bisa terus bertambah menjadi 75 bahkan target saya sampai 100 orang lebih," ujarnya dengan penuh harap.

Seyogyanya hal ini tidak sekadar dilakukan oleh Asep Nanu dan warga dari Kampung Nyalindung saja. Kisah heroik sebagai relawan kemanusiaan yang bersedia melakukan donor untuk menolong orang lain tanpa membedakan golongan, agama, ras ataupun budaya patut ditiru oleh siapa saja.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun