"Selama pandemi ini memang sempat mengalami kekurangan dan benar-benar mengalami kesulitan. Dari jumlah target atau kebutuhan perbulan itu biasanya 1500 sampai 2000, hanya tercapai sekitar 800." jelasnya sambil kembali membuka buku laporan yang hampir memenuhi meja kerjanya.
Salah satu keluarga pasien dari Kecamatan Pameungpeuk, Fadzal Anwar menceritakan, bahwa ia sempat mengalami kesulitan mencari darah saat masa pandemi ini. Dirinya harus rela menempuh jarak sejauh 87 kilometer dengan jarak tempuh mencapai 3 jam dari rumahnya menuju Unit Transfusi Darah PMI Garut bahkan sempat mencari sampai ke Bandung.
"Kendalanya lebih ke akses perjalanan apalagi sekarang banyak jalan yang diblokir lebih sulit, ditambah di musim Covid ini juga sulit sekali mencari orang yang sehat mau berdonor darah," ujar pria dengan gaya rambut berponi saat berjumpa di Markas PMI Garut Jalan Proklamasi No 3.
Kegiatan Donor Darah di masa PPKM, Foto: Sahrul Imam.
Melihat berbagai laporan dan berita mengenai kondisi stok darah yang semakin menipis akibat masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan donor. Hal ini juga ditambah lagi dengan kondisi pandemi, rasanya akan semakin sulit menemukan orang yang tidak takut untuk melakukan donor darah.
Padahal kebutuhan darah itu sendiri sangat diperlukan untuk kebutuhan medis bagi berbagai jenis penyakit pasien yang ada di sejumlah rumah sakit. Sehingga ketersediaan darah tidak boleh menipis apalagi sampai kosong.
Kondisi ini akan lebih sulit rasanya jika hanya sekadar dilakukan oleh pihak PMI saja. Tentunya, justru kondisi seperti saat ini perlu adanya kerja sama atau upaya inisiatif warga bantu warga untuk mengatasi permasalahan yang ada, salah satunya seperti melakukan donor darah turut serta mengambil peran membantu PMI berupaya menjaga ketersediaan darah agar tetap aman.
Pahlawan sejatinya adalah mereka yang berjuang tanpa pamrih memperjuangkan kemanusiaan. Dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, banyak muncul pahlawan masa kini yang tengah bergerak dalam sunyi. Nama mereka mungkin jarang terdengar secara luas, tetapi jasa mereka memberikan manfaat yang jelas untuk masyarakat.
Seperti halnya yang dilakukan oleh sejumlah relawan kemanusiaan dari Kampung Nyalindung, Desa Ngamplang, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut yang mengerahkan para relawannya dan menyatakan diri sebagai salah satu lumbung darah di Kabupaten Garut.
Dari liputan ini membuat saya kembali menemui koordinator relawan donor darah yang ramah dari Kampung Nyalindung, Asep Nanu (58) beliau yang sudah bertahun-tahun sebagai relawan terlihat tidak sungkan untuk menceritakan berbagai pengalaman aksi kemanusiaan yang pernah ia lakukan.
Setelah sebelumnya sempat bertemu pada kegiatan donor darah pada Jumat (03/09/2021). Liputan ini kembali membuat saya hendak bersilaturahmi dan melakukan wawancara, bertanya mengenai apa yang saya ingin ketahui lebih dalam mengenai kegiatan donor darah.