Mohon tunggu...
Sahrul Ibra
Sahrul Ibra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assalamualaikum Semoga konten yang saya buat bermanfaat untuk saya sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penalaran Induktif Sahrul Ibra Ramadhani Proses Menjadi Mahasiswa KPI IAI Syarifuddin Lumajang

2 November 2023   02:03 Diperbarui: 2 November 2023   02:56 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sahrul Ibra Ramadhani, Mahasiswa KPI Semester 3 IAI Syarifuddin Lumajang. Dokpri

Penalaran Logika Kalimat Induktif, dari khusus ke Umum yang mengartikan dari diri sendiri, SAHRUL IBRA RAMADHANI. Mahasiswa KPI IAI Syarifuddin Lumajang Semester 3

SAHRUL IBRA RAMADHANI, lahir pada tanggal 22 bulan November tahun 2003,di Desa Yosowilangun Kidul, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, menjadi Anak ke dua dari satu bersaudara.

Sahrul mulai sekolah di Taman Kanak Kanak (TK) Raudhatul Amin, di Dusun Kebonan, Desa Yosowilangun Kidul, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, selama tiga tahun. Karena dulu yang harusnya hanya dua tahun, menjadi tiga tahun karena kurang umur Untuk melanjutkan kejenjang Sekolah Dasar (SD/MU), dan harus menempuh di TK selama tiga tahun.

Usai tiga tahun di TK Raudhatul Amin, Sahrul Ibra Ramadhani melanjutkan di jenjang, Sekolah Dasa (SD/MI), MI Islamiyah, Desa Yosowilangun Kidul, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, selama enam tahun, waktu enam tahun merupakan waktu yang tidak sebentar, namun cukup lama di Sekolah MI Islamiyah Yosowilangun Kidul, karena selama enam tahun mendapatkan banyak hal, mulai dari teman, akrap hingga memiliki teman atau sebagai musuh di sekolah. Karena dulunya di pertemanan selama sekolah di MI Islamiyah, Sahrul Ibra Ramadhani pernah mengalami musibah yang tak terduga di waktu kelas empat.

Waktu kelas empat Sahrul Ibra Ramadhani mengalaminya sebuah musibah, berupa lengan kanan yang keseleo, bermula dari jatuh dari atas sepeda ontel yang ditaruh dipinggir jalan, dan tangan kanan Sahrul Ibra Ramadhani harus di urut ke sangkal Putung di Desa Dawuhan selatan. Usai di urut tangan dari Sahrul Ibra Ramadhani, harus di perban agar urutan yang sudah di lakukan tidak kembali meleset dan urat yang pindah kembali normal, hal tersebut Sahrul Ibra Ramadhani tidak bisa sekolah dan hanya diam di rumah menunggu hingga sembuh, karena Legan yang harusnya kuat untuk nulis tidak bisa usai keseleo tersebut.

Berjalannya waktu Sahrul Ibra Ramadhani lulus dari MI Islamiyah Yosowilangun, dan ingin melanjutkan ke Jenjang yang lebih tinggi yaitu di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). 

Waktu itu, sudah mendaftar diri bersama teman satu kelas bersama Sofan, dia salah satu teman yang sudah bersama mulai dari TK hingga MI, dan ingin melangsungkan sekolah bareng di SMP Negeri 2 Yosowilangun, yang ada di Desa Munder.

Sahrul Ibra Ramadhani berangkat untuk mendaftar diri ke SMP Negeri 2 Yosowilangun bersama sang Ayah, dan sudah waktunya mengikuti Tes yang di gelar di SMP Negeri 2 Yosowilangun, sebagai gerbang awal masuk sekolah, namun hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh Sahrul Ibra Ramadhani, karena terkendala izin dari orang tua, karena bimbang, sebab waktu itu Sahrul Ibra Ramadhani belum bisa menumpangi sepeda motor.

Alhasil Sahrul Ibra Ramadhani dilarang dengan alasan, jauh dan belum bisa baik sepeda motor. Namun setelah beberapa waktu, Sofan yang sudah mengikuti tes mengabari bahwa nama Sahrul Ibra Ramadhani juga masuk di daftar siswa yang lulus tes di SMP Negeri 2 Yosowilangun.

Tapi, hal tersebut tidak merubah segalanya, karena waktu itu Sahrul Ibra Ramadhani suda disuruh untuk sekolah yang dekat, yaitu di Samping Sekolah MI Islamiyah, di Madrasah Tsanawiyah, (MTs) Wahid Hasyim.

Ada rasa kecewa karena tidak bisa melanjutkan ke sekolah impian, namun ternyata di MTs Wahid Hasyim dalam satu kelas memiliki teman yang asik, dan menyenangkan. Hal tersebut melupakan segalanya yang ada di SMP Negeri 2 Yosowilangun.

Sahrul Ibra Ramadhani sekolah di MTs Wahid Hasyim, selama tiga tahun dengan banyak pengalaman yang di ambil, mulai dari ketua OSIS, dan menjadi danton pemimpin di setiap upacara berlangsung di MTs Wahid Hasyim.

Selain itu, Sahrul Ibra Ramadhani juga selalu terpilih untuk menjadi danton Gerak Jalan saat Agustus tiba, selama tiga tahun selalu menjadi danton.

Usai tiga tahun di MTs Wahid Hasyim, Desa Yosowilangun Kidul, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang. Sahrul Ibra Ramadhani lulus dan melanjutkan ke Jenjang Sekolah Mengarah Atas (SMA), di SMA Negeri 1 Yosowilangun.

SMA Negeri 1 Yosowilangun, berlokasi di Desa Kebonsari, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, dengan berbagai macam hambatan dan penuh perjuangan.

Pasalnya seorang Sahrul Ibra Ramadhani, mendaftar diri di SMA Negeri 1 Yosowilangun dengan modal nekat, tanpa ada yang menemani.

Waktu itu, berangkat ke SMA Negeri 1 Yosowilangun bersama Saudara yang juga sekolah di SMA tersebut, namun sudah menjadi kakak tingkat. Namun, hal yang tak terduga terjadi, sebab pendaftaran tak sesuai jadwal yang suda ada dan, diundur. Dan saya sudah menunggu mulai pagi, bersama sodara saat berangkat ingin mendaftar diri di SMA Negeri 1 Yosowilangun.

Lanjut pendaftaran gelombang ke dua, usai pengumpulan berkas, lagi lagi Sahrul Ibra Ramadhani datang sendiri tanpa ada kawalan dari orang tua, tidak seperti anak-anak lainnya, yang di antar orang tua untuk mendaftar di Sekolah SMA Negeri 1 Yosowilangun.

Sempat merasa iri dengan mereka yang di antar oleh orang tua, namun tersadar bahwa bangga bisa datang sendiri dan daftar sendiri, atau bisa di bilang mandiri.

Usai masa pendaftaran dan lain sebagainya, Sahrul Ibra Ramadhani melakukan ospek, atau pengenalan masa sekolah yang dilakukan oleh OSIS SMA Negeri 1 Yosowilangun.

Sudah melewati masa tersebut Sahrul Ibra Ramadhani, tergabung di Kelas Matematika dan Ilmu Pengasihan Alam (MIPA 4).

Selama tiga tahun di SMA Negeri 1 Yosowilangun, jelas MIPA 4 tidak pernah di pecah atau di rubah hingga lulus bersama di tahun 2022.

Lulus sekolah dari SMA Negeri 1 Yosowilangun, bukan tenang tapi merasakan banyak hal, banyak pilihan yang harus dilalui, mulai dari ingin kuliah dan memiliki pilihan langsung bekerja tanpa kuliah.

Namun, pada Hari Raya Idul Fitri, ada soudara yang bernama Harry Purwanto, yang menjadi Dosen Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, yang menyuruh dan mengajak untuk melanjutkan kejenjang Perkuliahan.

Mungkin waktu itu Soudara satu ini yang katanya mirip dengan ku, mungkin sudah menyuruh orang tua ku untuk melanjutkan kejenjang Perkuliahan. Namun, aku masih belum ingin kuliah sebab takut merepotkan perekonomian keluarga.

Tapi, Ibu, terus memaksa atau membujuk untuk melanjutkan perkuliahan di Kampus Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, bersama Harry Purwanto, yang kebetulan dia merupakan salah satu Dosen di Kampus tersebut.

Setelah itu, Sahrul Ibra Ramadhani, di omongin oleh Harry Purwanto tersebut, dengan kata yang masih ku ingat "Ijazah keluar berangkat ke rumah, daftar Kuliah" itu kata kata yang masih di ingat hingga saat ini.

Ijazah pun sudah ada, dan Sahrul Ibra Ramadhani, langsung berangkat untuk daftar di Kampus Institut Agama Islam Syarifuddin bersama Harry Purwanto, dan memilih di Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Pada akhirnya saat ini sudah menjadi mahasiswa dari Kampus Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, di Progam Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Semester 3. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun