Film ini memang menggunakan Bahasa Inggris secara keseluruhan, namun dengan pemeran-pemeran Asia dan latar belakang kota Singapura, maka aksennya sangat kental dengan Singaporean-English (Singlish). Imbuhan --lah akan banyak dijumpai di film ini. Ditambah Bahasa Melayu dalam beberapa adegannya. Untuk film yang dipasarkan worldwide tentu suatu hal yang baru dan unik. Sedikit menarik menyaksikan film Hollywood dengan aksen Singlish nya.
- Profesor vs Konglomerat, kriteria ajaib calon mantu Asia
Sebenarnya jika dipertimbangkan, bukankah Rachel dan Nick adalah pasangan ideal? Nick yang ahli waris harta keluarganya yang sangat melimpah meminang gadis cerdas dan cantic memiliki gelar professor, bukankah akan menjadi pernikahan impian banyak orang? Jawabannya Ya, bagi mereka kaum moderat. Sayang ini adalah keluarga Asia yang sangat kental dengan adat istiadat dan warisan nenek moyang.Â
Tak cukup pintar dan bergelar professor, Ibu Nick menginginkan perempuan yang sekaligus menganut prinsip-prinsip dasar perempuan, menjaga rumah, mengurus suami dan berpendidikan tinggi sekaligus berasal dari keluarga konglomerat dan harus asli orang ASIA. Kriteria yang sangat sulit bukan?
- Masih sangat 'Timur'
Kaya raya dan harta yang melimpah tak membuat keluarga Nick ini menjadi modern dan meninggalkan kebiasaan nenek moyangnya. Sebaliknya, Eleanor malah mengajari anak-anaknya adat-istiadat dan kebiasaan luluhur mereka dulu. Film ini juga sekaligus menunjukkan bahwa keluarga Asia yang cenderung ingin menjodohkan anaknya ke perempuan yang dianggap lebih baik.Â
Masih percaya pula hal-hal tabu yang sebaiknya tidak bisa dilakukan antara dua orang berpacaran, seperti Nick dan Rachel yang sudah tidur bersama. Lalu, kunjungan kekasih anak sendiri ke rumah yang dianggap sudah menjalani hubungan serius yang akan berlanjut ke pernikahan. Hal-hal kecil seperti ini  tampaknya memang sengaja diperkenalkan ke dunia luar.
- Loyalitas persahabatan orang Asia
- Awkwafina yang mencuri perhatian
Dari sekian banyaknya karakter yang menjadi bintang utama di film ini, justru Awkwafina lah yang paling mencuri perhatian. Tingkah polahnya yang lucu serta penampilan yang tak kalah unik membuat dialognya sepanjang film mampu membuat penonton terbahak-bahak.Â
Di sela-sela drama percintaan yang menguji hubungan Nick dan Rachel dengan segala air mata, penonton masih bisa menikmati variasi sehingga tidak membosankan. Awkwafina ini memang bukan debut lagi di perfilman Hollywood, sebelumnya Dia telah mengambil peranan di Neighbours 2Â dan Ocean's eight yang keduanya mengandung unsur komedi. Maka tak heran jokes yang ditampilkannya di film ini terasa sangat lucu dan menggelikan.
Itulah beberapa hal yang membiat film ini terasa begitu menarik. Hingga tak heran situs ImDb memberikan skor 7.5/10 dan 93% suka di situs review film Rotten Tomatoes. Dengan biaya produksi USD 30 juta, Crazy Rich Asian sudah mengumpulkan lebih dari USD 165 juta hingga saat ini bila menilik Boxofficemojo.Â
Hasil yang cukup sepadan mengingat bagusnya film ini. Akhir kata, Crazy Rich Asians definitely one of my all time favorite movie!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H