Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Setop Tuduhan Panjat Sosial

24 September 2018   18:50 Diperbarui: 25 September 2018   11:16 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin terkenal, maka semakin banyak pula penggemar yang akan terus mengikuti tingkah polah sang idola.

Menjadi popular tentunya akan mengubah seseorang sengaja ataupun tanpa sengaja. Menyadari karyanya disukai orang akan membuat para orang popular ini semakin percaya diri. Muncullah narsisme tanpa disadari.

Hingga paranoid bagaimana caranya supaya popularitas yang diraihnya bertahan selamanya tanpa ada gangguan. Motivasinya adalah ingin mengumpulkan penggemar sebanyak-banyaknya hingga eksistensinya di jagad maya tetap terjaga.

Lahirnya penggemar (fans) akan secara otomatis membawa saudaranya, yakni para orang-orang yang kontra dengan si idola atau disebut haters. Para fans dan haters inilah yang biasa berdebat ketika membahas si artis.

Untuk selebritas itu sendiri, ini tak masalah. Semakin sering dibicarakan, tak perduli hal buruk atau baik akan tetap menaikkan pamor si seleb. Lalu apa yang paling ditakuti para orang popular ini?

Adalah social climber atau istilah panjat sosial yakni diberikan kepada mereka yang bagaikan benalu ingin menumpang ketenaran si artis. Termasuk mereka yang ingin memiliki gaya hidup orang terkenal. Gaya hidup mewah namun tak sesuai dengan kantong. Menerapkan gaya hidup orang kaya bagaikan selebritis yang lagi naik daun.

Bahasan kali ini akan lebih spesifik untuk mereka yang ingin nebeng dengan orang terkenal. Mereka ini disebut akan selalu berusaha mengaitkan dirinya kepada idola. Walau tak berkaitan, para social climber selalu ingin dekat dan dinotice sama idola tersebut. Belakangan istilah ini pun menjadi begitu popular di media sosial.

Bagi sebagian orang memang ini bisa dikatakan berpengaruh meningkatkan popularitasnya setelah berteman akrab bahkan berselisih dengan seseorang yang tengah popular. Namun akankah popularitas akan sebanding dengan penghinaan sebagai social climber? Lalu apakah benar setiap orang biasa yang berurusan dengan selebritis ini bisa disebut social climber?

playword.com
playword.com

Fenomena panjat sosial ini pada akhirnya menjadi salah satu amunisi yang dipakai oleh para selebriti untuk menampik dan mementahkan opini dari setiap orang yang mengkritisi atau membongkar kebohongan dan kesalahan mereka.

Tuduhan panjat sosial menjadi senjata yang ampuh tatkala si selebritis merasa terpojok atau tak sanggup menanggapi tuduhan dengan fakta. Anehnya, ketika pujian-pujian yang diterimanya taka akan pernah disebut social climber. Senjata ini justru keluar saat berselisih dengan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun