Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[KC] I love You, Pariban!

2 Oktober 2015   16:53 Diperbarui: 2 Oktober 2015   16:59 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

‘Oh Tuhan, dia bahkan lebih indah dari dekat!’

Menutupi kegugupanku, akhirnya kuperkenalkan diri dan membahas mengenai hubungan marga dengan Tiara. Alangkah hebatnya Tiara, walau sudah lama di ibukota, dia masih tetap mengerti adat Batak.

‘Jadi aku panggil kamu pariban kan ya? Wah, akhirnya dapat pariban juga di Jakarta!’ ungkapnya.

Malam itu menjadi perkenalan pertama yang akhirnya berlanjut dengan tukar kontak, sebulan berlalu kami sudah begitu akrab. Aku menjadi pria beruntung, ketika terang-terangan Tiara meminta untuk datang ke rumahnya untuk dikenalkan kepada orang tuanya. Karena sesama Batak, akupun sangat cepat akrab dengan orang tuanya. Tiga bulan berlalu, aku sadar hubungan ini tak lagi sebatas teman. Benih cinta di antara kami telah bergejolak dan berkali-kali memaksa mulut untuk berbicara. Namun tidak pernah ada keberanian berucap.

Aku semakin merasa menjadi pengecut ketika akhirnya Tiaralah yang mengutarakan perasaannya walau hanya melalui telepon malam itu. Aku merasa begitu kerdil, mengapa orang yang kucintai justru lebih berani dari aku?

‘I love You Pariban!’ ucap Tiara menutup telepon malam itu. ‘a..aapa?’ jawabku. Bunyi telepon tanda terputus sekaligus menjadi saksi betapa bodohnya aku malam itu. Beruntung otakku masih bekerja, akhirnya kukirimkan sebuah pesan melalui Whats App. ‘Besok, tunggu di tempat biasa jam 6 sore ya pariban’. Beberapa menit aku mendapat balasan ‘See you Pariban, I LOVE You ‘. Aku tersenyum dan menari nari kecil sepanjang malam. Bahkan tak bisa kupejamkan mata hingga subuh menjelang.

Aku terbangun pukul 10 pagi, alarmku benar-benar tak bisa membangunkanku pagi ini. Sadar telah terlambat ke kantor, kuraih handphone untuk meminta izin cuti. Alangkah terkejutnya aku melihat daftar 10 panggilan tak terjawab dari ibu Tiara. Sebelum meneleponnya kembali, aku telah kehabisan daya membaca pesan singkatnya ‘Tiara kecelakaan pagi ini, Tia telah tiada Bere’! duniaku begitu hancur, berulang kubaca pesan itu dan isinya tidak berganti sedikitpun. Kuraih bajuku seadanya dan bersama kesedihan menuju rumah Tiara. Benarlah, bersama air mata yang tak tertahan kulihat wajah pucat Tiara dikelilingi keluarganya. Tuhan, dia pergi.. Dia tiada lagi..Mengapa secepat itu? Semingguku meraung dan menyesali kepergian Tiara.

Kini kuberdiri di pantai ini, pantai yang pernah kita rencanakan untuk liburan tahun baru. Namun kau tiada di sampingku Tiara. Aku tak pernah menyesali rasa ini dan pertemuan kita. aku juga tidak akan menyesal jika akhirnya begini. Hanya satu yang kusesalkan, mengapa aku begitu pengecut dan tak pernah berani menyatakan cinta ini? Mengapa ketakutan akan penolakan membuatku sebegitu kerdilnya? Mengapa aku juga tak berani membalas pesan singkatmu dengan kalimat cinta? Mengapa aku begitu bodoh? Tuhan, makhluk hina apa aku ini yang kau biarkan bertemu dengan bidadari seperti Tiara?

Sekarang aku tidak tahu dan tidak bisa meyakinkan hatiku bahwa Kau telah bahagia di alam barumu. Namun satu hal yang pasti, cinta ini tak akan pudar dan berlalu dengan mudah. Kini aku tak bisa mengenggam tanganmu untuk menjanjikan kebahagiaan, tetapi dirimu akan abadi dan menetap di hatiku. Akan selalu ada ruang untukmu Tiara. Di sini, di pantai ini, kuukirkan kalimat yang sejak dulu ingin kuutarakan. Walau tak sempat mulut ini berucap, percayalah ukiran kalimat ini selalu subur di dalam hati semenjak pertemuan kita yang pertama. Walau kini kita telah dipisah maut, namun cinta kita akan menjadi salah satu sejarah yang akan selalu kukenang di sanubari. Dari segenap hati dan jiwa yang merindukanmu kuucapkan, I Love You Tiara… I love You Pariban!

 

…..Maybe I didn't treat you

Quite as good as I should have

Maybe I didn't love you

Quite as often as I could have

You are always on My Mind..You are always on my mind..

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun