Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[KC] I love You, Pariban!

2 Oktober 2015   16:53 Diperbarui: 2 Oktober 2015   16:59 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sahroha, No. 40

[caption caption="Ilustrasi/thebridalbox.com"][/caption]

I Love You, Pariban!

Semilir angin pantai yang menyentuh lembut kulitku sore ini rasanya tak mampu membuat ku nyaman. Entah mengapa kegelisahan masih menghantui seminggu setelah kepergian Tiara, gadis yang mewarnai hari-hariku selama ini. Aku akhirnya memilih pantai ini untuk menyendiri, satu tujuanku ingin merasakan apa yang tengah dirasakan Tiara saat ini. Aku tahu, dunia kami memang telah berbeda.

Siapa yang meinggalkan siapa? Tak lagi penting. Satu yang pasti, kini Tiara telah sendiri di alam yang berbeda. Aku tak bisa pergi menemaninya, bahkan tidak dmungkin walau aku tahu hanya kematian yang bisa mengantarku kesana. Tidak mungkin kulawan takdir, dengan mencabut nyawa mendahului sang Pencipta. Walau hanya kenangan yang kokoh dan abadi di dalam pikiran, keyakinan untuk setia di dalam jiwa telah kuikrarkan setelah kepergiannya. Sayang, waktu begitu cepat memisahkan dan lara ini tak mungkin terhapus dengan cepat. Aku kini nelangsa, namun wajah dan senyuman Tiara entah mengapa enggan untuk berlalu dari kepalaku. Walau tinggal cerita, namun semuanya masih sangat nyata di depan mata.

Dentingan piano berirama jazz dari sebuah café yang kebetulan kulewati malam itu membuat langkahku tak tertahan untuk mampir. Mataku hampir tak berkedip menyaksikan jemari yang menari di atas piano tersebut, gadis berambut panjang dengan paras lembut mengalihkan pandangku ditambah iringan musik yang memang sesuai dengan seleraku saat itu. Lantunan melodi dari sebuah lagu popular milik Elvis Presley –Always on My Mind yang digubahnya dalam musik jazz membuat malam itu sangat indah. Walau dihantui rasa penasaran dengan gadis tersebut, sayangnya tidak ada nyaliku untuk menyapanya dari jauh. Hanya tepukan tangan yang kutujukan kepadanya di akhir lagu, sama dengan pengunjung yang hadir.

Beruntung seseorang berbisik dari belakang ‘Orang Batak memang luar biasa suaranya’ , aku hanya tersenyum sambil menoleh ke belakangku. Rasa penasaran semakin menggila, dari salah satu pelayan café akhirnya aku tahu, Tiara Sihombing, nama gadis yang sangat sempurna itu. Entah mengapa anganku langsung melambung mengimpikan jika berduaan dengan Tiara, nama belakangnya yang disebut ‘Marga’  sama dengan milik ibuku. Sehingga Tiara ini merupakan ‘Pariban’, dalam Bahasa Batak, mereka yang bisa dinikahi.

Belakangan aku tahu jadwal panggung dari Tiara, tiga kali seminggu. Dan aku tidak pernah absen untuk menikmati lantunan piano dan suaranya yang begitu indah. Kekagumanku secara perlahan membangun keberanian untuk mendekati Tiara. Sampailah di malam yang bersejarah bagiku sebagai pria yang telah lama menjadi pengagum rahasia. Aku benar-benar merencanakan malam itu untuk berkenalan dengan Tiara. Aku sengaja mendatangi café lebih cepat dari biasanya, sepulang kantor pukul 17.00, langkahku langsung menuju café.

Niatku memang ingin berkenalan dengan Tiara sebelum dia naik panggung. Alangkah kecewanya hati, sesampai di café, pelayannya mengatakan bahwa Tiara absen malam itu dikarenakan terkena radang tenggorokan. Kekecewaanku membuat hati gelisah dan lagu-lagu yang dimainkan pengganti Tiara malam itu tidak bisa mengubah moodku. Entah mengapa, aku seperti kehilangan seseorang yang bahkan belum mengenalku sedikitpun. Memilih duduk di sudut belakang, hatiku semakin sepi saja. Hingga seseorang menyapaku.

‘Udah lama mas? Boleh duduk nggak?’

Suara serak dari gadis yang kutunggu membuatku tak percaya. Aku bahkan hanya mampu menganggukkan kepala menjawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun