Mohon tunggu...
Sahril Ramadan
Sahril Ramadan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penggiat Literasi

Luruskan pandangan mu kepada-Nya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sudah Siapkah Bima Menyambut Indonesia Emas 2045?

29 Maret 2024   05:21 Diperbarui: 29 Maret 2024   05:21 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karenanya, penyiapan sumber daya manusia yang matang menjadi pekerjaan kita bersama, khususnya pemerintahan bima. Ini dapat kita lakukan dengan melakukan pengembangan ekonomi mikro yang ada di bima, seperti UMKM. Itu bisa diandalkan oleh pemerintahan bima dalam menunjang perekonomian bangsa. 

Di sisi lain, bima memiliki begitu banyak potensi wisata yang bisa dikembangan. Keberadaan masyarakat adat, dan begitu berlimpahnya tardisi di bima bisa menjadi ikon tersendiri untuk Indonesia dan menjadi symbol bagi Indonesia untuk keluar. Walaupun pada dasarnya banyak juga wilayah lain Indonesia yang sudah mewakilkan Indonesia di kancah internasional. Namun semua itu akan menjadi tak berguna jika tidak diimbangi dengan sumber daya manusia yang mumpuni sesuai eranya. 

Oleh karenya peran anak muda yang dibantu oleh pemerintahan sangatlah urgen.  Harapan dengan dilakukaknya perbaikan sumber daya manusia mampu membawa Indonesia menuju masa kejayaannya kelak dan bima tidak terbengkalai dan mengalami ketimpangan secara terus menerus.

Disamping kita mempersiapkan sumber daya manusia yang matang, dilain sisi Indonesia dihadapkan pada persoalan perpecahan internal pulau. Tantangan itu semakin memberatkan Indonesia, sebab persoalan ketimpangan social, jawa sentris dan tidak meratanya pembangunan itu menyebabkan kecemburuan social. Keutuhan NKRI dipertaruhkan disetiap saatnya. Katakanlah gerakan separatis di papua, maluku, aceh dn wilayah-wilayah terpencil lainnya. 

Banyak wilayah-wilayah Indonesia yang tidak terjamah oleh pembangunan, bima termasuk di dalamnya dan itu membuat pola piker mereka untuk membangun negara sendiri. Kecemburuan-kecemburuan seperti ini yang harus di atasi, belum lagi kecemburuan-kecemburuan institusi akademik di daerah yang mampu memicu disintegrasi. Sebab dari sinilah pemahaman-pemahaman asing diterapkan.

Dalam mengatasi hal tersebut dibutuhkan peran pemerintahan, pak Jokowi khususnya untuk turun langsung melihat ketimpangan di setiap wilayah terpencil Indonesia.

Dalam memajukan Indonesia menuju masa keemasannya. Bima harus andil bagian dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang matang seta dibantu dengan pemerintahan daerah maupun pusat untuk mengatasi ketidak merataan pembangunan dan peningkatan kualitas hidup rakyat. 

Program-program pemerintahan harus mampu mendongkrak kesejahteraan rakyat, akses pendidikan yang layak serta mumpuni, disamping keinginan rakya untuk mereduksi tindak korupsi dan kepentingan kelompok-kelompok oligarki yang merugikan pribumi.

Jika kita urutkn permasalahn di bima yang kini menjadi permasalahan nasional Indonesia. Katakanlah Persoalan-persoalan krusial bangsa seperti korupsi, kesejahteraahn social, bobroknya birokrasi, sempitnya lapangan pekerjaan, susahnya akses pendidikan yang layak, tergesernya nilai moral serta tradisi dan adat merupakan sedertan persolan yang tak seharusnya kita jumpai lagi di usia satu abad Indonesia kelak.

Jika permasalahan itu tidak bisa diatasi 5 sampai 10 tahun kedepan, maka jangan heran kesabaran rakyat akan habis, sumber daya negara disedot sekelompok oligarki tamak, dan bolehlah kita pesimis bahwa usia satu abad Indonesia tak kita jumpai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun