Mohon tunggu...
sahril basaid
sahril basaid Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru madrasah yang mempunyai hobi jalan atau travelling serta berkeinginan menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Generasi Karbit

2 November 2022   01:24 Diperbarui: 2 November 2022   01:36 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Presiden Soekarno pernah berkata Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya, artinya jasa yang dimaksud adalah jasa orang-orang yang telah berbuat baik atau mengorbankan semua ide, gagasan, konsep dan waktunya untuk kepentingan dan kemajuan organisasi/lembaga yang dipimpinnya. 

Sejatinya perjuangan para pendahulu kita yang memang berkonstribusi terhadap perkembangan dan pengembangan organisasi/lembaga harus selalu diingatkan sebagai bentuk rasa terima kasih kepada mereka yang sudah memberikan angin segar (kesejukan, kebahagiaan, dan ketenangan) pada organisasi/lembaga tersebut. 

Jangan pernah melupakan apa yang pahlawan kita pernah lakukan dan perbuat untuk mengembangkan organisasi/lembaga yang sedang kita pimpin. Kita pun harus melihat bagaimana perjuangannya dalam memproses diri menjadi pemuda dan pemimpin yang disegani oleh orang banyak sehingga organisasi/lembaga yang dipimpinnya menjadi lembaga yang maju dan berkembang.

Dari hal diatas ada pelajaran besar yang dapat kita ambil yaitu bagaimana kita bisa menemukan cara untuk bisa melakukan hal yang sama dengan apa yang pernah pendahulu kita lakukan agar arah perjuangan untuk mengembangkan dan membangun organisasi/lembaga tetap pada poros yang semata-mata mengharapkan ridho allah SWT. 

Sayapun sampai detik ini sangat menyadari bahwa generasi di tahun 2000an ini banyak generasi karbitan, yang menggunakan beberapa cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. misalnya kepengen mendapat ijasah mereka membeli ijasah atau mengikuti sekolah pengetaraan untuk mendapatkan ijasah, atau naik menjadi pimpinan disuatu organisasi/lembaga tanpa mengikusi proses pengkaderan terlebih dahulu dan bahkan ada yang boleh langsung menjadi pemateri tapi kapasitas keilmuannya masih dalam standar rata-rata tapi karena ada unsur-unsur tertentu langsung di berikan panggung untuk naik, seperti orang kaya yang dengan mudah menjadi pembicara lantaran ada unsur penopangnya atau mungkin disuruh bicara karena posisinya menjadi pimpinan, kepala atau ketua dalam suatu lembaga/organisasi padahal kemampuannya tidak memadai. 

Pada hal proses di angkatnya mejadi pimpinan itu bukan lantaran gagasannya atau keilmuannya akan tetapi karena ada unsur-unsur tertentu langsung bisa di angkat tanpa mempertimbangkan apa dan bagaimana organisasi/lembaga ini kedepan.

Saya sangat tertarik dengan apa yang menjadi pandangan dari pada Dr. Andi Ardiansyah, beliau menyampaikan bahwa salah satu senjata yang ampuh untuk melawan kebodohan adalah pendidikan. 

Saya sangat setuju dengan pernyataan ini, karena dengan pendidikan maka kebodohan akan bisa disirnakan tapi disisi lain saya menemukan keanehan dalam penerapan di dunia pendidikan pada abad ke 21 ini, banyak sekali yang saya temukan praktek pendidikan yang seharusnya menjadi senjata melawan kebodohan malah pendidikan pada saat sekarang menjadi kunci utama dalam membuat kebodohan-kebodohan terhadap orang-orang yang dengan mudah di bodohi.

Proses pembodohan di dunia pendidikan ini saya kira disebabkan dengan keserakahan yang dimiliki oleh oknum yang tidak tuntas dalam berproses pengkaderan untuk menjadi pemimpin atau penguasa yang seharusnya mementingkan kepentingan masyarakat atau anggota dalam komunitas, organisasi dan lembaga yang dipimpinnya.

Dalam Cuitannya yang lain Soekarno pernah mengatakan bahwa Perjuanganku lebih mudah karena mengusi penjanjah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri. Penjajahan yang dilawan oleh kita sebagai generasi sekarang adalah keserakahan terhadap jabatan dan keserakahan terhadap jabatan itu karena disebabkan tidak tuntasnya ia dalam proses kaderisasi. Menurut saya itu adalah bagian daripada penjajahan melawan bangsa sendiri tersebut karena lebih mempertimbangkan kenalan atau kolega untuk menjadi pemimpin dalam menjalankan organisasi/lembang.

Disisi lain, orang yang terjebak pada keserakan ini akan selalu cenderung bermain aman sehingga ia akan selalu mengikuti apa yang diperintahkan oleh orang yang memberikannya kepercayaan tanpa melihat apa yang menjadi keinginan anggotanya, mereka akan lebih memilik berkawan dan berteman dengan penguasanya dan menelantarkan anggotanya demi kekuasaan. 

Hal itu terjadi karena pemimpinnya adalah pemimpin karbitan yang langsung di ambil dan dipilih tanpa melalu proses yang jelas, ia tidak diberikan peluang untuk berproses tapi malah di paksa untuk langsung menjadi pemegang kekuasaan tertinggi, sehingga yang terjadi adalah kekacauan, kebrutalan, dan kehancuran.

Dengan demikian harus segera dibenahi dengan cara meneropong siapa yang sudah pantas dalam menentukan dan mendesain kemana arah lembaga/organisasi ini akan berlayar, sehingga tujuan bisa tercapai dengan baik tanpa ada yang merasa didzolimi satu sama lainnya. 

Kasus seperti ini adalah menjadi tugas kita bersama untuk menyelesaikannya, kita tidak boleh melimpahkan kepada siapa yang menjadi pemimpinnya tapi kitalah yang sama-sama berperan untuk membenahi semua kelemahan, kekurang dan kerancuan yang dilakukan.

Saya sampai sekarang tetap optimis bahwa dibangsa ini pasti masih ada yang masih memiliki niatan yang ikhlas untuk membangun bangsa dan negara dengan disiplin keilmuan yang dimiliki masing-masing, saya juga memiliki keyakinan bahwa orang-orang yang membanggakan diri, mendewakan diri dan memuji diri sendiri tanpa ada konstribusi terhadap perkembangan dan kemajuan untuk bangsa dan negara, maka lambat laun pasti akan terbongkar kecurangan, kebohongan yang di lakukannya. 

Orang tua-orang tua dahulu mungkin di antara kita pernah mendengar atau masih mengingat kata-katanya, Sejauh apapun kejahatan dan kebusukan itu berlari maka baunya pasti akan tercium juga walau ia sembunyi di lubang semut yang sempit.

Pesan tersebut masih saya ingat, pegang dan yakini sampai sekarang, bahwa kebohongan itu akan mendatangkan kecurangan dan kecurangan itu akan menghadirkan sikap iri dan dengki terhadap seseorang dan orang yang memiliki sifat itu pasti tidakkan pernah menilai baik apa yang dilakukan oleh orang yang dia benci, dia akan selalu mencari alasan pembenaran untuk membuat suatu argumen bahwa orang yang dia benci adalah orang yang memang tidak pantas untuk berjuang bersama dalam rangka pembangunan dan kemajuan bersama.

***Panjang Umur Perjuangan***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun