Hal itu terjadi karena pemimpinnya adalah pemimpin karbitan yang langsung di ambil dan dipilih tanpa melalu proses yang jelas, ia tidak diberikan peluang untuk berproses tapi malah di paksa untuk langsung menjadi pemegang kekuasaan tertinggi, sehingga yang terjadi adalah kekacauan, kebrutalan, dan kehancuran.
Dengan demikian harus segera dibenahi dengan cara meneropong siapa yang sudah pantas dalam menentukan dan mendesain kemana arah lembaga/organisasi ini akan berlayar, sehingga tujuan bisa tercapai dengan baik tanpa ada yang merasa didzolimi satu sama lainnya.Â
Kasus seperti ini adalah menjadi tugas kita bersama untuk menyelesaikannya, kita tidak boleh melimpahkan kepada siapa yang menjadi pemimpinnya tapi kitalah yang sama-sama berperan untuk membenahi semua kelemahan, kekurang dan kerancuan yang dilakukan.
Saya sampai sekarang tetap optimis bahwa dibangsa ini pasti masih ada yang masih memiliki niatan yang ikhlas untuk membangun bangsa dan negara dengan disiplin keilmuan yang dimiliki masing-masing, saya juga memiliki keyakinan bahwa orang-orang yang membanggakan diri, mendewakan diri dan memuji diri sendiri tanpa ada konstribusi terhadap perkembangan dan kemajuan untuk bangsa dan negara, maka lambat laun pasti akan terbongkar kecurangan, kebohongan yang di lakukannya.Â
Orang tua-orang tua dahulu mungkin di antara kita pernah mendengar atau masih mengingat kata-katanya, Sejauh apapun kejahatan dan kebusukan itu berlari maka baunya pasti akan tercium juga walau ia sembunyi di lubang semut yang sempit.
Pesan tersebut masih saya ingat, pegang dan yakini sampai sekarang, bahwa kebohongan itu akan mendatangkan kecurangan dan kecurangan itu akan menghadirkan sikap iri dan dengki terhadap seseorang dan orang yang memiliki sifat itu pasti tidakkan pernah menilai baik apa yang dilakukan oleh orang yang dia benci, dia akan selalu mencari alasan pembenaran untuk membuat suatu argumen bahwa orang yang dia benci adalah orang yang memang tidak pantas untuk berjuang bersama dalam rangka pembangunan dan kemajuan bersama.
***Panjang Umur Perjuangan***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H