“nikmati saja, pasti enak kok seakan melayang” bentak Mursyid yang ingin memaksa.
Dayat tak kuasa hingga apa yang menjadi kemauan para temannya ia turuti. Dayat perlahan membuka bungkus rokok karena yang di hisap oleh Kifli sudah habis. Maklumlah itu adalah sisa kemarin yang mereka juga hisap.
“nikmatilah Yat! Biar gak sesak didadamu. Keluarkan dihidungmu, jangan dimakan asapnya.” Ujar Mursyid menggurui.
“masak kamu kalah sama anak SD seperti Mursyid” ujar Kifli tertawa.
“hmhm” desah Mursyid “apa kamu ini” tambah Mursyid tersinggung.
“ya!” ujar Dayat “anak kecil kok coba-coba” tegasnya.
“yang anak kecil itu kamu Yat!” ujar Mursyid Marah. “merokok saja gak bisa. Iyakan Fli?”
“kalau sifat bisa jadi! tapi.......”
“tapi apa Fli” tanya Dayat tersenyum.
“tapi kalau lihat postur tubuh tetap saja Mursyid masih kayak anak SD”
“hahhahahhahahhahahah” mereka serentak tertawa bersama. Dayatpun ikut tertawa, namun tak lama karena nafasnya terasa sesak. Batuk karena asap rokok yang tertelan, hingga mata memerah.