Mohon tunggu...
SAHRIL
SAHRIL Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Sebatang pena yang lahir di pulau terpencil pagerungan besar-Sumenep Madura. "Biarkan nama tercatat bukan hanya dibatu Nisan yang akan pudar oleh masa" @SahrilPGB

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Fiksi Penggemar RTC] Mama Izinkan Aku Jatuh Cinta

10 September 2015   17:54 Diperbarui: 10 September 2015   17:57 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar pertanyaan Mama Irma, Dayat tiba-tiba meneteskan air mata. Pagi memang tetaplah bersinar, meski ia akan tetap terbit kembali saat malam usai menyelimuti bumi. Namanya tetaplah pagi mengapa cintaku tak pernah mengerti perasaan Mama. Malu atas ulahku, malu atas tingkahku yang sering dipanggil kesekolah karena kenakalanku. Pikir Dayat.

Dayat tersadar bahwa dengan berusaha tetap mengatakan cinta, namun cinta itu hanyalah sebatas puisi yang usum dan tak bermakna. Seperti syair yang tak menemukan pijakan kaki. Bagaimana mungkin ia akan terbang dan memberikan cinta kepada orang lain sementara ia belum bisa membuktikan cinta kepada Mamanya.

“aku tak pernah meminta apapun Yat.” Ujar kembali Mama Irma. “ aku hanya meminta kau berubah. Buatlah mama ini bahagia, bukan dengan uang Yat. Tapi berubahlah, menjadilah Anak yang baik. Buatlah Mama tersenyum karena bangga denganmu.”

“baiklah Ma.” Ujar Dayat sambil memikirkan betapa ia tak bisa mebuktikan cintanya kepada Mamanya. Lantas mengapa ia berusaha membuktikan cintanya untuk orang lain. Seorang Mama yang jelas-jelas mencintainya melebihi cinta Anisa kepadanya.

Dayat masih merasa ingin dicintai, masih ingin merasakan kebahagian sementara cermin masih membayangi bianglala yang pudar. Kabut masih menyelimuti surya yang tiada henti menyinari kehidupan yang selalu berjuang semenjak pagi dan esok kembali pagi dengan nama pagi. Ia merasa masih bisa memulai karena ia tak baru mengenal gelapnya dunia pergaulan dan belum melangkah jauh. Dayat tersenyum menatap wajah Mamanya dengan senyum ketulusan sebagai isyarat dirinya siap berubah sebelum ia merubah haluan cintanya dan membagi cintanya untuk perempuan lain.

 

Karya ini orisinil dan belum pernah dipublikasikan

Sumber Inspirasi: Lagu Kasih Ibu.

 

[caption caption="Logo Rumpies"]

[/caption]

[caption caption="Logo Dar! Mizan"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun