Sebagai anak rantau, homesick bukanlah hal baru bagi saya. Begitu juga dengan anak-anak rantau lainnya, kalian pasti sudah tidak asing juga dengan perasaan tersebut.Â
Semenjak pergi merantau untuk kuliah di Surabaya, lebih tepatnya di Universitas Airlangga Fakultas Perikanan dan Kelautan Program Studi Akuakultur, sudah tidak terhitung berapa kali saya mengalami dan melalui kondisi perasaan tersebut.Â
Kerinduan dan keinginan untuk berkumpul kembali dengan keluarga harus saya tahan sampai libur tiba. Lantas, apakah homesick itu? Apakah homesick itu berbahaya? Dan bagaimana cara supaya kita bisa mengatasinya? Mari kupas tuntas kebenarannya!
Homesick adalah suatu kondisi dimana kita merasakan kerinduan yang kuat akan rumah atau tempat asal. Perasaan sedih yang tiba-tiba muncul saat melihat sesuatu yang mengingatkan kita dengan rumah, merasa kesepian, stress dan cemas, serta malas beraktivitas/demotivasi adalah gejala-gejala homesick yang melanda seseorang.Â
Menurut Josh Klapow, professor dan psikolog klinis di University of Alabama's School of Public Health, homesick merupakan hal yang wajar dan bukan kondisi emosi yang permanen, sehingga homesick tidak digolongkan ke dalam kondisi yang berbahaya. Akan tetapi, dapat berakibat buruk jika sudah mempengaruhi kondisi psikologis dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Jika sudah demikian, sebaiknya segera cari  bantuan ahli seperti psikolog.Â
Meskipun tidak berbahaya, homesick dapat memberikan dampak yang akan berpengaruh terhadap beberapa hal seperti kondisi emosional, kondisi fisik, dan akademik.Â
Dampak emosional yang ada tentu saja berasal dari emosi-emosi yang kita rasakan, seperti sedih dan cemas. Hal ini nantinya akan berujung pada stress berkelanjutan.Â
Orang yang mengalami homesick juga lebih rentan sakit, karena kondisi emosional yang tidak stabil akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit, dan mengganggu pola tidur.Â
Selain itu, homesick yang berlebihan juga bisa berdampak negatif pada performa akademik. Perasaan homesick dapat mengganggu fokus dan konsentrasi ketika belajar, sehingga menjadi penghambat dalam mencapai tujuan akademik.Â