Mohon tunggu...
Syifa SahlaSetiawan
Syifa SahlaSetiawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

sometimes, writing saved me

Selanjutnya

Tutup

Roman

Selamanya Hampir (#1)

26 Desember 2024   14:12 Diperbarui: 26 Desember 2024   14:12 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Liora yang sedang duduk di meja kerjanya hanya mendengarkan sambil mengaduk-aduk kopi tanpa arah. "Iya, Han. Gue ngerti," jawabnya datar.

Hana mendengus pelan. "Ngerti apanya? Ngerti tapi nggak ngapa-ngapain. Gue tau lo. Lo pasti bangun siang, bikin kopi, bengong depan laptop, terus diem aja sampai malem, iya kan?"

Liora tertawa kecil, pahit. "Ketauan banget, ya."

"Makanya gue bilang, lo tuh harus keluar. Udah, besok gue jemput. Nggak usah pake alasan hujan atau nggak mood."

"Nggak mood beneran, Han. Gue capek."

"Liora." Nada suara Hana tiba-tiba berubah serius. "Gue tau lo capek, tapi kalau lo terus-terusan ngurung diri gini, kapan lo bakal baik lagi? Gue nggak mau kehilangan sahabat gue, ngerti?"

Hening sesaat. Kata-kata Hana selalu berhasil menembus pertahanan Liora. Ia menatap cangkir kopinya yang isinya tinggal setengah. Di permukaannya, bayangan dirinya tampak suram.

"Gue pikirin deh," jawab Liora akhirnya.

"Gue nggak terima 'gue pikirin'. Besok gue jemput jam sepuluh pagi. Jangan bikin gue nunggu."

Telepon ditutup sebelum Liora sempat membantah. Dia tersenyum kecil sambil menggeleng. Hana memang nggak pernah memberi ruang untuk berkelit. Tapi meski Hana bersikap keras, perhatian sahabatnya itu adalah satu-satunya hal yang membuat Liora merasa masih berarti.

Malam itu, setelah meletakkan teleponnya, Liora kembali menatap layar laptopnya yang kosong. Ia mencoba mengetik beberapa kalimat, tapi semuanya terasa hambar. Tangannya berhenti, lalu ia bersandar ke kursinya sambil memejamkan mata. Di dalam pikirannya, bayangan orang tuanya muncul. Suara tawa mereka, senyum mereka, dan hari-hari indah yang kini terasa begitu jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun