Mohon tunggu...
Sahiyatul Mahbubah
Sahiyatul Mahbubah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tips Menumbuhkan Rasa Percaya Diri pada Anak

25 Desember 2022   13:19 Diperbarui: 25 Desember 2022   13:32 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

3. Biarkan anak-anak membantu.

Meski masih kecil, dia sudah bisa membawa tas belanjaan kita yang tidak terlalu berat. Bangga karena bisa membantu kita meningkatkan kepercayaan diri.

4. Biarkan dia melakukan apa yang bisa dia lakukan.

Saat makan bersama, dia ingin mengambil lauknya sendiri di atas meja, mengapa dia harus dilarang? Sebaliknya, dukung dia meski dia masih terlihat canggung saat melakukannya. Intinya, di luar perhatian dan dukungan, tujuannya adalah memberinya kebebasan untuk melakukan apa yang dia bisa. Semua ini akan memberitahunya, kami yakin dia bisa, dan dia akan melakukannya.

5. Teratur dengan pujian

Tentunya anak kecil membutuhkan banyak motivasi, entah itu belajar merangkak, melempar bola, atau menggambar lingkaran. Tapi si anak sudah terbiasa mendengar kata-kata "kakak pintar!" Jadi, sulit baginya untuk benar-benar menghargai ketika pencapaiannya layak untuk dirayakan. Anak-anak juga dapat merasakan sikap melebih-lebihkan orang tua ("Wah, itu kastil blok bangunan tercantik yang pernah kita lihat!") dan mulai mengabaikan pujian kita. "Jangan memuji anak kita jika dia melakukan sesuatu yang seharusnya dia lakukan. Misalnya, 'terima kasih' sudah cukup saat dia menyikat gigi atau memasukkan cucian kotor ke dalam keranjang cucian. Orang tua mencoba memberikan umpan balik yang spesifik: sebagai gantinya memberitahunya Lukisan itu sangat indah, lebih baik dikatakan bahwa ungu yang dilukisnya sangat indah.

6. Jangan langsung "menyelamatkan" anak kita

Wajar jika kita selalu ingin menjaga agar si kecil tidak terluka, takut atau melakukan kesalahan. Tetapi ketika orang tua menyela situasi dengan mencoba mengundang anak mereka ke pesta ulang tahun yang tidak mereka undang atau dengan memaksa pelatih sepak bola untuk memberi anak mereka lebih banyak kesempatan untuk bermain sesuai plot. Orang tua tidak akan membantu. Anak-anak perlu tahu bahwa kehilangan atau jatuh adalah hal yang wajar. Anak-anak belajar untuk berhasil ketika mereka mengatasi rintangan, bukan melalui orang tua mereka untuk membantu mereka keluar. "Penting bagi anak-anak kecil memiliki kesempatan untuk bersenang-senang dan mengambil risiko tanpa merasa bahwa orang tua mereka akan mengkritik atau mengoreksi mereka jika mereka melakukan kesalahan. Bahkan mendorong orang tua untuk sengaja membuat kesalahan kecil di depan anak-anak mereka. "Melihat orang tua melakukan kesalahan dan tidak melakukan hal-hal hebat dengan mereka membuat anak-anak jauh lebih nyaman."

7. Fokus pada "setengah gelas air"

Jika anak kita cenderung memiliki harga diri yang rendah setelah mengalami kekecewaan, bantulah anak kita untuk merasa lebih optimis tentang hal itu. Alih-alih menawarkan inisiatif semu seperti, "Yah, setidaknya ada manfaatnya", anak didorong untuk memikirkan cara konkret untuk memperbaiki situasi dan membantu mencapai tujuan yang diinginkan. Jika anak kita tertinggal dari teman sekelasnya dalam membaca, ini menunjukkan bahwa setiap orang belajar dengan kecepatannya masing-masing dan mengajak anak kita untuk menghabiskan lebih banyak waktu belajar membaca bersama. Jika anak kita benar-benar sakit hati ketika dia tidak mendapat nilai atau bintang kelas, jangan katakan, "Tapi Ibu mengira kamu bintang." Sebaliknya, katakan, "Saya mengerti betapa kecewanya kamu. Ayo buat yang baru satu."Rencana belajar yang meningkatkan peluangmu menjadi juara kelas semester depan."

8. Kembangkan minat dan bakat anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun