Mohon tunggu...
Sahiyatul Mahbubah
Sahiyatul Mahbubah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Faktor Kesulitan Belajar Siswa Diskalkulia, Apa Saja?

30 November 2022   07:31 Diperbarui: 30 November 2022   07:35 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari proses belajar mengajar. Sebelum melaksanakan proses mengajar, guru terlebih dahulu harus merancang kegiatan mengajar secara wajar, dan semuanya digunakan untuk mengajar, sehingga proses belajar dapat terkendali. Guru merencanakan dengan hati-hati untuk dapat menentukan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan sebaik-baiknya.

Pembelajaran yang dirancang oleh guru hendaknya memudahkan siswa untuk memahami apa yang akan dipelajari. Padahal, tidak semua proses pembelajaran berjalan dengan baik. Terkadang akan ada kendala seperti kesulitan belajar siswa dalam dalam proses pembelajaran, yang akan menyebabkan efek belajar siswa yang buruk. Kesulitan belajar adalah gangguan pada pemahaman siswa dan penggunaan bahasa lisan atau tulisan. Menurut Zamzami, Sakdiah & Nurbaiza (2020), "Anak dengan ketidakmampuan belajar adalah anak yang mengalami kesulitan menerima instruksi dan menggunakan bahasa lisan atau tulisan, termasuk mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis dan mengeja, serta berhitung juga tidak tuntas. Gangguan itu seperti kesulitan membaca, menulis, mengeja dan berhitung. Siswa mengalami kesulitan belajar dengan materi tertentu, termasuk kesulitan belajar matematika. Kesulitan belajar matematika merupakan hambatan belajar dalam mencapai hasil belajar matematika. Tentu banyak sekali kesulitan yang dihadapi oleh siswa saat belajar matematika, salah satunya adalah kesulitan dalam berhitung.

Siswa yang mengalami masalah dengan keterampilan berhitung dikenal sebagai diskalkulia. Diskalkulia merupakan kesulitan belajar yang menyebabkan anak tidak mampu menghitung. Kesulitan memahami konsep matematika. Kesulitan belajar yang dialami siswa akan berdampak pada prestasi akademiknya, karena untuk memperoleh prestasi akademik yang baik, siswa juga perlu berusaha keras dalam studinya. Siswa dengan diskalkulia membutuhkan perhatian khusus untuk meningkatkan prestasi akademik mereka. Kesulitan belajar yang dialami siswa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.

Siswa dengan diskalkulia merasa kesulitan untuk mengelompokkan bilangan seperti ganjil atau genap, bilangan bulat atau bilangan bulat. Siswa dengan diskalkulia mengalami kesulitan dalam membuat simbol yang benar seperti tanda kurang dari (<) pada saat berhitung. Misalnya, tanda atau simbol (>) sering dibingungkan dengan kurang dari. Selain itu, siswa demensia mengalami kesulitan dalam menghitung penjumlahan dengan menggunakan teknik hemat dan pengurangan dengan menggunakan teknik pinjaman. Siswa demensia masih kesulitan menghitung perkalian sederhana. Siswa demensia juga mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika berbentuk cerita. Misalnya, ketika dihadapkan pada pertanyaan tentang cerita penjumlahan, siswa demensia hanya menulis angka dan tidak menjumlahkan angka.

Siswa dengan diskalkulia mengalami kesulitan dengan perhitungan perkalian dan pembagian. Misalnya guru menanyakan perkalian 77, siswa diskalkulia cenderung membutuhkan waktu lama untuk berhitung, karena siswa demensia masih kesulitan melakukan perhitungan perkalian sederhana. Siswa dengan diskalkulia juga sering mengalami kesulitan dalam menghitung pembagian pada banyak tingkatan.

Berikut ini merupakan faktor internal penyebab kesulitan belajar matematika pada siswa penderita diskalkulia.

1.Kesehatan fisik 

Faktor kesehatan fisik dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa diskalkulia. Kesehatan fisik termasuk dalam faktor fisiologis termasuk fisik (panca indera) dan kebugaran dan faktor psikologis termasuk perhatian, reaksi dan memori. Kesehatan fisik yang buruk seperti pusing, mengantuk, kelelahan dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.

2.Sikap

Saat pembelajaran, sebagian siswa ada yang bersikap baik (positif). Dari hal itu nantinya akan memperoleh hasil yang baik, begitupun sebaliknya. Jika siswa bersikap kurang baik (negatif) maka hasil belajarnya kurang memuaskan. Menurut Susanto (2013) menyatakan bahwa sikap seseorang dalam belajar akan sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh dari belajarnya tersebut. Tetapi berdasarkan penelitian, banyak siswa yang cenderung negatif terhadap mata pelajaran matematika.

3.Minat 

Minat belajar matematika siswa dengan diskalkulia sangat rendah. Kurangnya minat siswa diskalkulia menyebabkan kurangnya antusias siswa diskalkulia pada pelajaran matematika. Siswa yang tertarik untuk belajar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan dapat fokus pada pelajaran. Djaali (2011) berpendapat bahwa minat dapat diekspresikan melalui pernyataan bahwa siswa lebih menyukai satu hal daripada yang lain atau bahwa siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Siswa kurang tertarik untuk belajar sehingga menyebabkan siswa menjadi malas. Siswa mengalami kesulitan belajar dan hasil belajarnya juga terpengaruh karena siswa kurang memperhatikan guru ketika menjelaskan materi, siswa tidak pernah bertanya kepada guru ketika merasa kesulitan atau bingung, siswa jarang mencatat dan kurang belajar matematika di rumah

4.Motivasi belajar

Motivasi diperlukan bagi siswa karena motivasi bertujuan membangkitkan minat siswa untuk belajar. Motivasi dapat dilakukan secara lisan atau dengan menawarkan hadiah yang menarik kepada siswa. Dalyono (2010) berpendapat bahwa motivasi memiliki fungsi mencipta, menguatkan dan belajar secara langsung. Motivasi yang bagus akan menjadi membuat kesuksesan akademik semakin besar. Siswa demensia memiliki motivasi yang rendah karena selalu bingung ketika menjawab soal-soal seperti perkalian dan pembagian karena tidak menguasainya. Hal itu membuatnya ragu untuk mengerjakan pekerjaan rumah guru dan memilih bermain dengan teman-temannya. Selain itu, siswa diskalkulia juga tidak belajar matematika jika tidak ada tugas atau pekerjaan rumah.

Selain faktor internal ada juga faktor eksternal diantaranya faktor eksternal yang menyebabkan kesulitan belajar matematika pada siswa penderita dyscalculia adalah metode pembelajaran guru, penggunaan media, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekitar. Metode pengajaran guru lebih banyak menggunakan metode ceramah. Penggunaan bahan ajar oleh guru berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa diskalkulia. Berdasarkan penelitian, siswa diskalkulia masih terlihat bingung karena perkalian diajarkan tanpa menggunakan materi khusus. Siswa diskalkulia sepertinya tidak bisa menjawab perkalian keliling bidang, karena guru hanya menggunakan penggaris dan menuliskan perkalian keliling bidang di papan tulis. Orang tua yang sibuk dengan pekerjaan atau siswa diskalkulia kurang mendapat perhatian orang tua, sehingga mereka banyak mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Selain perhatian orang tua, pemanjaan yang berlebihan juga akan menyebabkan kesehatan mental yang buruk. Pengaruh media massa seperti gadget dan televisi juga bisa menjadi penyebab siswa difabel lupa belajar atau mengerjakan PR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa demensia lebih sering menggunakan ponsel untuk bermain game atau bermain di jejaring sosial. Ada juga siswa diskalkulia yang mengatakan bahwa jika mereka bekerja dalam kelompok, mereka tidak dapat bekerja sama karena terlalu jauh dari rumah.

Dari beberapa faktor tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar diskalkulia membutuhkan pembiasan baik, dukungan, dorongan dan motivasi dari orang sekitarnya seperi guru dan yang palin utama dari orang tua karena lebih banyak memiliki waktu untuk anaknya.

Sumber Referensi 

Anindya, S., Sunarsih, D., & Wahid, F. S. (2022). Analisis Faktor Kesulitan Belajar Matematika pada Peserta Didik Diskalkulia. Jurnal Ilmiah KONTEKSTUAL, 3(02), 123-132.

Anggraeni, S. T., Muryaningsih, S., & Ernawati, A. (2020). Analisis faktor penyebab kesulitan belajar matematika di sekolah dasar. Jurnal Riset Pendidikan Dasar (JRPD), 1(1), 25-37.

Iftayani, I., & Ratnaningsih, A. (2018, December). Profil Kesulitan Belajar Matematika dan Kecenderungan Diskalkulia Pada Siswa Sekolah Dasar di Purworejo. In SemNasPsi (Seminar Nasional Psikologi) (Vol. 1, No. 1, pp. 41-52).

Mutiani, R., & Suyadi, S. (2020). Diagnosa Diskalkulia Generasi Alpha: Masalah dan Perkembangannya. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 4(1), 104-112.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun