Siapa?
Mati kau ditangannya!
Orangnya sangat menakutkan?
Nanti kau dibasmi
Lucu, memangnya aku serangga?
Serangga yang pantas dapat bogem mentah
Ketukan palunya itu semacam gamparan untukmu nanti
Bukan sembarangan orang
Apalagi tentang Artidjo Alkostar?
Nanti kau paham kalau sudah jumpa
Kasusmu akut! Kuberi hukuman gantung ya? Atau mau hukuman mati saja?
Jangan seperti itu aduhai Artidjo
Kuberi cek mau?
Cepat bubuhkan! Berapa pun maumu
Salah? Ohh biar kuganti penamu dengan emas saja
Saudara menghinaku?
Jangan dilanjutkan! Kalau dilanjutkan urusannya menjadi lain!
Yang lain sudah, tinggal Pak Artidjo saja
Anda lancang sekali! Keluar kau!
"Tidak menerima tamu yang berperkara"
Maksudnya apa tulisan di muka pintu itu?
Harus dibawakan berlian mungkin, baru dia mau
Bapak gak takut mati?
Hahhahah gak
Ada hakim yang mati ditembak
Kalau mau menembakku tidak perlu jauh mencari aku, aku tiap hari naik bajaj di dekat Mahkamah Agung, ahhahahah jadi tidak sulit mencari aku
Keputusanmu itu dari mana asalnya?
Kau yakin atas keputusannmu?
Dasarku jelas dan aku sangat yakin
Sudah kucoba tapi tak mau disogok, penat dan rumit memikirkannya
Sudahlah tunggu saja!
Tunggu apa?
Tunggu bogem mentahnya
Sudah hilang, jasadku diselimuti tanah jiwa pun dipeluk Tuhan
Aku pulang ya! Jangan lupa, jadi berani!
Berani untuk keadilan maksudku
Ada filsafat Madura begini
Lebih baik putih tulang dari pada putih mata
Lebih baik mati dari pada dipermalukan
Apalagi membela keadilan, itu kan amanah.-Artidjo Alkostar.
Salam penuh kasih untukmu pelaksana keadilan.
Oleh SI 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H