Penginderaan Jauh: Definisi dan Manfaat
Penginderaan jauh merupakan seni dan ilmu untuk mendapatkan informasi tentang objek, area, atau fenomena tanpa kontak langsung. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan data informasi dari citra foto dan non-foto di permukaan bumi.
Elemen-Elemen Dasar Penginderaan Jauh
Energi: Sumber energi yang menerangi objek, seperti matahari atau sumber buatan.
Atmosfer: Â Lapisan gas yang menyelimuti bumi dan memengaruhi interaksi energi dengan objek.
Interaksi Energi-Objek: Bagaimana energi berinteraksi dengan objek, seperti penyerapan, pemantulan, dan emisi.
Penginderaan Jauh sebagai Ilmu karena memiliki
Metodologi dan teori baku
Aplikasi luas di berbagai bidang
Perkembangan berkelanjutan dengan teknologi canggih
Everett dan Simonett (1976) mengemukakan bahwa penginderaan jauh merupakan ilmu karena memiliki 17 konsepsi dasar dan filosofinya sendiri.
Keunggulan Penginderaan Jauh dibandingkan Terestrial
Citra penginderaan jauh:
Menggambarkan objek, area, dan gejala di permukaan bumi dengan wujud dan letak yang mirip aslinya.
Relatif lengkap dan meliputi area luas.
Bersifat permanen, sehingga ideal untuk pembuatan peta.
Bagi daerah tanpa peta, citra dapat menjadi substitusi.
Merupakan model ikonik yang mirip objek sebenarnya di lapangan.
Penggunaan citra di berbagai bidang.
Citra tiga dimensi:
Dibuat dari foto udara yang bertampalan dengan stereoskop.
Memberikan model lapangan yang jelas dan relief yang lebih detail.
Memungkinkan pengukuran beda tinggi, volume, dan lereng.
Pengenalan objek berdasarkan sifat termal:
Dilakukan dengan citra inframerah termal.
Memungkinkan pengenalan objek yang tidak terlihat oleh mata telanjang.
Komponen dalam Sistem Penginderaan Jauh
Sumber Tenaga terbagi menjadi dua yaitu alami (matahari) dan buatan. Dan memiliki fungsi sebagai berikut:
Menerangi objek di permukaan bumi.
Dipantulkan ke sensor.
Dipancarkan dari objek ke sensor.
Faktor yang Memengaruhi:
Waktu (siang, malam, pagi, musim)
Lokasi lintang, ekuator
Cuaca (kabut, awan)
Jumlah tenaga yang diterima sensor tergantung pada jumlah tenaga asal dan karakteristik objek.
Interaksi Tenaga Dalam Atmosfer
1. Serapan Energi
Berlawanan dengan hamburan, serapan menyebabkan hilangnya energi. Penyebab utama serapan adalah uap air, CO2, dan ozon. Gas-gas ini menyerap energi pada panjang gelombang tertentu. Pemilihan spektral sensor harus didasarkan pada interaksi energi dan objek yang diteliti.
2. Interaksi Tenaga dengan Kenampakan Muka Bumi
Interaksi ini tergantung pada :Â
Sifat objek: Warna, tekstur, dll.
Panjang gelombang energi: Jenis energi (cahaya, radar, dll.)
Sudut datang energi: Seberapa miring energi mengenai objek.
3. kemungkinan interaksi:
Penyerapan: Energi diserap oleh objek.
Pantulan: Energi dipantulkan kembali oleh objek.
Penerusan: Energi melewati objek.
Karakteristik interaksi energi dengan objek:
4. Pengolahan dan Interpretasi Data
Istilah "foto" hanya digunakan untuk gambar yang dicetak pada film sedangkan Istilah "citra" digunakan untuk semua gambar, termasuk foto digital.
Analisis data penginderaan jauh dapat dilakukan dengan komputer untuk:
Mempelajari pola spektral
Otomatisasi proses analisis
Menghemat biaya dan waktu
5. Sistem Penginderaan Jauh Ideal
Sumber tenaga: Seragam, meliputi seluruh panjang gelombang, keluaran tetap.
Atmosfer: Tidak mengganggu, tidak mengubah energi (dari dan ke bumi).
Interaksi Tenaga dan Benda: Membangkitkan pantulan dan pancaran sinyal selektif.
Sensor: Sempurna, kepekaan tinggi di seluruh band, menghasilkan data rinci.
Analisis Data dalam Penginderaan Jauh
Metode yang dilakukan dengan perekaman/pemotretan objek di muka bumi dengan kamera dan film, menghasilkan foto udara. Interpretasi foto udara secara manual visual berdasarkan delapan unsur yaitu Warna, Bentuk, Ukuran, Tekstur, Pola, Situs, Asosiasi, Bayangan
1. Pengkajian Data Manual
Pengamatan dimulai dari objek mudah ke sulit, atau umum ke khusus.
Dua mode: Penjelajahan: Mengkaji semua kenampakan, menghasilkan gambaran umum, namun membutuhkan banyak data.
Pencarian logis: Mengkaji objek selektif, lebih efisien.
2. Analisis Data Penginderaan Jauh Digital
Informasi sensor ditangkap dalam bentuk angka.
Satuan terkecil: Pixel (misalnya Landsat 7: 30m x 30m).
Nilai pixel: Refleksi objek (0: gelap, 255: cerah).
Keuntungan pengolahan data digital:
Memproses data banyak lebih cepat.
Memperoleh ketepatan tinggi.
Pengolahan data digital meliputi:
Perbaikan citra: Koreksi data citra, geometri, dan radiometrik. Meningkatkan kualitas citra dan memudahkan interpretasi. Contoh: penajaman citra.
Analisis spasial digital: Mengevaluasi pola spasial dan nilai spektral pixel. Mengurutkan data pixel sebelum klasifikasi dan mengurangi kesalahan.
Klasifikasi data: Mengelompokkan pixel berdasarkan kesamaan karakteristik.
Hasil Analisis Penginderaan Jauh Digital:
Peta: Menunjukkan lokasi dan distribusi informasi (data citra dikonversi dengan simbol).
Grafik: Menunjukkan tren dan pola data numerik (tingkat kecerahan, temperatur).
Tabel: Data angka hasil analisis ditabulasikan menurut grid (mempermudah perbandingan dengan peta).
Arsip data: Disimpan dalam bentuk peta untuk digunakan dalam penelitian dan pemantauan.
Citra Penginderaan Jauh Resolusi Menengah dan Tinggi
1. Citra Beresolusi Rendah
Citra NOAA AVHRR:
Dioperasikan oleh NOAA Amerika.
Memiliki dua orbit: geostasioner (memonitor belahan bumi barat) dan polar (memonitor seluruh bumi).
Satelit pasif menggunakan tenaga matahari, merekam wilayah 2 kali siang dan 2 kali malam.
5 satelit NOAA melintas di Indonesia setiap hari.
Stasiun bumi NOAA di Indonesia: LAPAN, Kantor KRFP, Bitung, dan SEACOM.
Pengaplikasian satelit NOAA:
Pemetaan hujan, salju, banjir, vegetasi, dan suhu permukaan laut.
Pemantauan lingkungan dan perubahan iklim.
2. Citra Resolusi Menengah
Memiliki resolusi spasial 10m hingga 30m.
Contoh: Landsat 7 ETM+, SPOT 5.
Citra Landsat 7 ETM+:
Dioperasikan oleh USGS Amerika.
Memiliki 8 band spektral, termasuk band termal.
Resolusi spasial: 15m (band panchromatic), 30m (band multispectral).
Data Landsat 7 ETM+ tersedia secara gratis.
Aplikasi Landsat 7 ETM+:
Pemetaan penggunaan lahan, tutupan vegetasi, dan perubahan hutan.
Pemantauan deforestasi, kebakaran hutan, dan kualitas air.
3. Citra Resolusi Tinggi
Memiliki resolusi spasial kurang dari 10m. Contoh: QuickBird, IKONOS, WorldView-2.
Dioperasikan oleh DigitalGlobe Amerika.
Memiliki 4 band spektral, termasuk band panchromatic.
Resolusi spasial: 0.66m (band panchromatic), 2.44m (band multispectral).
Foto ultraviolet:
Panjang gelombang: 0,30 m - 0,9 m. Hanya 10% dari total energi matahari yang mencapai bumi.
Mengalami hamburan paling besar dibandingkan spektrum tampak dan inframerah.
Digunakan untuk mempelajari atmosfer dan objek di bawah permukaan air.
Foto pankromatik hitam putih:
Peka terhadap spektrum biru dan hijau (0,4 m - 0,7 m).
Tampilan rona objek aslinya berbeda dengan pankromatik dan inframerah.
Digunakan untuk studi pantai dan mendeteksi objek di daerah perairan dangkal.
Foto pankromatik berwarna:
Memberikan informasi lebih banyak dibandingkan foto hitam putih.
Tampilan lebih mirip aslinya, sehingga pengenalan objek lebih mudah.
Kelemahan: Biaya produksi mahal dan interpretasi data lebih rumit.
Foto inframerah hitam putih:
Memiliki sifat pantulan khas untuk objek vegetasi.
Mampu menembus kabut tipis dan asap.
Air menyerap inframerah lebih besar, sehingga objek air terlihat gelap.
Kekurangan: Biaya produksi mahal dan interpretasi data lebih rumit.
Foto inframerah berwarna:
Disebut juga foto berwarna semu. Warna objek tidak seperti aslinya. Digunakan untuk membedakan tanaman sehat dan sakit.
Kelebihan:
- Memberikan data detail rinci untuk penyajian data botani.
- Bermanfaat untuk studi kualitas air.
- Membantu pendeteksian rumah kaca.
Foto multispektral:
Merekam beberapa band spektrum secara bersamaan. Digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti pemetaan vegetasi, analisis geologi, dan studi lingkungan. Foto multispektral dihasilkan dari penginderaan jauh multispektral, yang merekam lebih dari satu spektrum pada saat yang sama. Pengambilan gambar ini dapat dilakukan dengan beberapa lensa atau kamera tunggal dengan sensor jamak.
Kelebihan foto multispektral adalah untuk mempertajam perbedaan rona antar objek. Berikut beberapa contoh penggunaannya:
Penyamaran Visual tanpa Perubahan Struktural:
- Pengamatan visual dengan pengamatan kembali
- Pengamatan visual dengan pengamat khusus
Pemetaan:
- Foto strip
- Foto panoramik
Pengamatan Bumi:
- Foto satelit
- Foto Strip
- Dibuat dengan pesawat terbang rendah dan kecepatan tinggi. Digunakan untuk pengumpulan informasi geospasial untuk kepentingan militer dan sipil.
Foto Panoramik :
Dibuat untuk kepentingan militer. Diambil dengan kamera yang bergerak ke kiri atau kanan pesawat, tegak lurus terhadap pesawat.
Foto Satelit
Diambil dari satelit seperti Mercury, Gemini, Apollo, Cosmos, dan Skylab. Lebih dari satu juta foto satelit dihasilkan antara tahun 1957 dan 1970-an.
Dasar-Dasar Penglihatan Stereoskopik
Pengertian Penglihatan Stereoskopik:
Pengamatan stereoskopik pada sepasang citra yang bertumpukan dapat menghasilkan kesan tiga dimensi. Telah lama digunakan dengan foto udara untuk memetakan bentuk dan kemiringan permukaan. Citra lain seperti radar juga dapat menghasilkan kesan tiga dimensi dengan stereoskopi.
Syarat Pengamatan Stereoskopik:
Adanya dua citra daerah yang sama dari sudut pandang yang berbeda. Citra harus memiliki tumpang tindih (overlap) dan pergeseran samping (sidelap).
Alat Pengamat Stereoskopik:
- Stereoskop: Digunakan untuk pengamatan tiga dimensi atas foto udara (citra) yang bertampalan.
- Stereoplotter: Merupakan alat penting dalam interpretasi citra.
1. Sensor AVHRR
Sensor radiasi untuk menentukan tutupan awan dan suhu permukaan. Memiliki 5 saluran spektral: 4 untuk visible dan near infrared, 1 untuk thermal infrared. Resolusi spasial 1.1 km di nadir. Cakupan global setiap 24 jam.
2. Sensor MODIS dan Aqua
Spektrometer radiasi tampak dan inframerah dengan 36 band. Mendapatkan data untuk berbagai produk: vegetasi, tutupan lahan, klorofil laut, awan, aerosol, kebakaran, dan emisi laut. Diluncurkan pada satelit Terra (Desember 1999) dan Aqua (Mei 2002).
Karakteristik MODIS dan Aqua:
Resolusi menengah, multi-spektral, scanning radiometer.
Mengukur sifat atmosfer, laut, dan daratan.
36 band spektral: 21 dalam 0.4-5.0 m, 15 dalam 3-19.5 m.
Cakupan global setiap 1-2 hari.
Rasio signal-to-noise tinggi.
Akurasi radiasi mutlak 5-12%.
Pencitraan refleksi siang hari dan emisi siang malam.
3. Citra Resolusi Menengah
Memiliki resolusi spasial 15m hingga 1 km. Contoh: ASTER, Landsat-7 ETM+, CREKS-2.
Satelit ASTER:
Dibangun oleh Jepang untuk memantau tutupan awan, es, temperatur bahan, penggunaan lahan, bencana alam, dan vegetasi.
Resolusi spasial 15 hingga 90 meter.
14 saluran multispektral.
Penyedia resmi citra: Satellite Imaging Corporation (EROS) melalui USGS.
Satelit Landsat-7 ETM+:
Diluncurkan pada 15 April 1999.
Penerus dari program Landsat sebelumnya.
Dilengkapi dengan Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+).
Memiliki 8 saluran spektral, termasuk pankromatik dengan resolusi 15 meter.
Karakteristik Landsat-7 ETM+:
Orbit sun-synchronous pada ketinggian 681 km.
Resolusi spasial 20 meter (multispectral) dan 15 meter (panchromatic).
Cakupan citra 185 km.
Melintasi ekuator pada pukul 10:20 Waktu Matahari.
Waktu melintas ulang 16 hari.
Saluran Citra: Panchromatic, biru, hijau, merah, inframerah menengah, inframerah dekat, inframerah termal.
CREKS-2
Satelit hasil kerjasama Brasil dan China.
Diluncurkan pada 24 Oktober 2003.
Digunakan untuk berbagai aplikasi, termasuk pemantauan hutan, air, dan pertanian.
Memiliki dua modul payload dan dua kamera.
Karakteristik CREKS-2:
- Resolusi spasial 20 meter (multispectral) dan 10 meter (panchromatic).
- Cakupan citra 113 km.
- Waktu melintas ulang 26 hari.
- Saluran Citra: Panchromatic, biru, hijau, merah, inframerah dekat, inframerah termal.
1. Sensor AVHRR:
- Sensor radiasi untuk mengukur tutupan awan dan temperatur permukaan bumi.
- Memiliki 5 kanal spektral: 4 untuk visible dan near infrared, 1 untuk thermal infrared.
- Resolusi spasial 1.1 km di nadir.
- Cakupan global setiap 24 jam.
2. Sensor MODIS dan Aqua:
- Spektrometer radiasi tampak dan inframerah dengan 36 band.
- Mendapatkan data untuk berbagai produk: vegetasi, tutupan lahan, klorofil laut, awan, aerosol, kebakaran, dan emisi laut.
- Diluncurkan pada satelit Terra (Desember 1999) dan Aqua (Mei 2002).
Karakteristik MODIS dan Aqua:
- Resolusi menengah, multi-spektral, scanning radiometer.
- Mengukur sifat atmosfer, laut, dan daratan.
- 36 band spektral: 21 dalam 0.4-5.0 m, 15 dalam 3-19.5 m.
- Cakupan global setiap 1-2 hari.
- Rasio signal-to-noise tinggi.
- Akurasi radiasi mutlak 5-12%.
- Pencitraan refleksi siang hari dan emisi siang malam.
3. Citra Resolusi Menengah:
Memiliki resolusi spasial 15m hingga 1 km.
Contoh: ASTER, Landsat-7 ETM+, CREKS-2.
Satelit ASTER:
Dibangun oleh Jepang untuk memantau tutupan awan, es, temperatur bahan, penggunaan lahan, bencana alam, dan vegetasi.
Resolusi spasial 15 hingga 90 meter.
14 saluran multispektral.
Penyedia resmi citra: Satellite Imaging Corporation (EROS) melalui USGS.
Satelit Landsat-7 ETM+:
Diluncurkan pada 15 April 1999.
Penerus dari program Landsat sebelumnya.
Dilengkapi dengan Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+).
Memiliki 8 saluran spektral, termasuk pankromatik dengan resolusi 15 meter.
Karakteristik Landsat-7 ETM+:
Orbit sun-synchronous pada ketinggian 681 km.
Resolusi spasial 20 meter (multispectral) dan 15 meter (panchromatic).
Cakupan citra 185 km.
Melintasi ekuator pada pukul 10:20 Waktu Matahari.
Waktu melintas ulang 16 hari.
Saluran Citra: Panchromatic, biru, hijau, merah, inframerah menengah, inframerah dekat, inframerah termal.
3. CREKS-2:
Satelit hasil kerjasama Brasil dan China.
Diluncurkan pada 24 Oktober 2003.
Digunakan untuk berbagai aplikasi, termasuk pemantauan hutan, air, dan pertanian.
Memiliki dua modul payload dan dua kamera.
Karakteristik CREKS-2:
Resolusi spasial 20 meter (multispectral) dan 10 meter (panchromatic).
Cakupan citra 113 km.
Waktu melintas ulang 26 hari.
Saluran Citra: Panchromatic, biru, hijau, merah, inframerah dekat, inframerah termal.
Stetoskop Lensa:
Jenis stetoskop yang populer karena praktis, murah, dan mudah dibawa.
Memiliki 17 lensa fokus tertentu untuk melihat gambar 3D.
Jarak lensa dapat disesuaikan dengan jarak pupil mata.
Dapat dilipat dan dimasukkan ke saku.
Perbesaran 2-4 kali.
Kekurangan:
Jarak stereonya pendek.
Sulit mengamati foto berukuran baku (23 cm x 23 cm).
Foto yang satu dapat menutupi objek pada foto lainnya.
Solusi:
Galilees membuat stereoskop lensa dengan gulungan untuk satu foto.
Stetoskop Cermin:
Dirancang untuk foto stereo berukuran baku dengan perbesaran 60% atau lebih.
Jarak stereonya jauh lebih besar (25 cm) daripada jarak pupil mata, menghindari tumpang tindih pada stereoskop lensa.
Contoh: Stereoskop Gorsson.
Keunggulan:
Luas daerah pengamatan lebih besar.
Pengamatan dengan perwujudan yang diperbesar (skala tegak dan mendatar).
Kekurangan:
Lebih mahal dan rumit daripada stereoskop lensa.
Stereoskop Mikroskopik:
Memiliki perbesaran sangat besar, mirip mikroskop.J enisnya antara lain:
- Stereokomparator: perbesaran 2,5-40 kali.
- Interpretoskop: toleransi perbedaan skala hingga 1:7,5.
- Zoom stereoskop: perbesaran 7 kali.
- Pasangan foto stereo dapat diputar 360 untuk mengamati transparansi dan cetakan.
Klasifikasi dalam Penginderaan Jauh:
Pembuatan Foto Udara Tegak:
Dibuat dengan kamera yang tegak lurus terhadap permukaan bumi.
Jenis foto udara yang paling banyak digunakan.
Jarang diperoleh karena adanya rotasi pesawat (kesengajaan).
Rotasi ini menyebabkan inklinasi kecil (10-30) dan menghasilkan foto udara sendeng.
Liputan Fotografik:
Foto udara berikutnya dipotret dengan beberapa persen tumpang tindih.
Liputan Stereo:
Tumpang tindih minimum 50% diperlukan untuk mendapatkan liputan stereoskopik.
Liputan stereoskopik terdiri dari pasangan foto udara tegak yang saling tumpang tindih (pasangan stereo).
Pasangan stereo memberikan dua sudut pandang yang berbeda.
Hasil pengamatan stereoskopik menghasilkan model 3 dimensi.
Distorsi Geometrik:
Distorsi geometrik muncul akibat variasi skala foto udara.
Titik-titik pada foto mengalami penyimpangan dari letak sebenarnya di peta.
Disebabkan oleh perbedaan proyeksi peta (ortografik) dan foto udara (perspektif).
Pergeseran Relief:
Puncak objek pada foto tampak lebih besar dan tinggi dari posisi sebenarnya.
Semakin tinggi objek, semakin besar pergeserannya.
Pergeseran terbesar terjadi pada objek tinggi di tepi foto dengan ketinggian terbang rendah.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Pergeseran Tinggi Objek:
Tinggi terbang (berbanding terbalik).
Jarak radial dari titik utama (berbanding lurus).
Liputan Medan Foto Udara:
Dipengaruhi oleh format kamera dan panjang fokus lensa.
Semakin besar format kamera, semakin luas liputan medannya.
Semakin panjang fokus lensa, semakin sempit liputan medannya.
Pada ketinggian terbang yang sama, lebar liputan medan berbanding terbalik dengan panjang fokus.
1. Penginderaan Jauh Sistem Termal
- Prinsip: Mengukur suhu pancaran benda menggunakan sensor.
- Proses Perpindahan Panas:
- Konduksi: perpindahan panas melalui zat padat.
- Konveksi: perpindahan panas melalui zat cair atau gas.
- Radiasi: perpindahan panas melalui gelombang elektromagnetik.
- Sifat Termal Benda:
- Konduktivitas termal: tingkat kemampuan benda untuk menghantarkan panas.
- Kapasitas termal: kemampuan benda untuk menyimpan panas.
- Ketahanan termal: kemampuan benda untuk menahan panas.
- Emisivitas: kemampuan benda untuk memancarkan panas.
- Karakteristik Suhu Pancaran:
- Konduktivitas termal: daerah kota lebih tinggi daripada pedesaan.
- Kapasitas termal: air memiliki kapasitas termal paling besar.
- Suhu pancaran vegetasi bervariasi
Sensor dan Cara Kerjanya:
Sensor termal merekam pancaran objek di permukaan bumi.
Hasil rekaman: citra (gambar dua dimensi) atau citra garis/kurva spektral.
Keunggulan Citra Inframerah Termal:
Perekaman optimal pada malam hari saat beda pancaran objek terbesar.
Pengumpulan data yang tidak mungkin dilakukan dengan sistem fotografik.
Merekam wujud tampak mata.
Kelemahan Citra Termal:
Penyimpangan geometri yang lebih besar daripada foto udara.
2. Penginderaan Jauh Sistem Gelombang Mikro
Dasar Penginderaan Jauh Sistem Gelombang Mikro:
Mirip dengan termal, sensornya radiometer dan penyian. Perbedaan utama terletak pada panjang gelombang yang digunakan.
Objek Penginderaan:
Pancaran objek, gas atmosfer, awan, permukaan bawah, sinar matahari, dan atmosfer.
Kualitas Citra:
Kualitas citra lebih rendah daripada inframerah termal dan radar.
Interpretasi lebih sulit.Sensor dan Cara Kerjanya:
1. Radiometer:
Mengukur radiasi elektromagnetik.
Peka terhadap radiasi gelombang mikro lemah.
2. Penyian:
Antena bergerak untuk menyian tegak lurus terhadap jalur terbang.
3. Penyian Mekanik:
Arah sorot antena diubah secara mekanis.
4. Penyian Elektronik:
Arah sorot antena diubah secara elektronik.
3. Penginderaan Jauh Sistem Gelombang Mikro
Karakteristik Citra Gelombang Mikro:
Beroperasi siang dan malam.
Mampu menembus awan dan hujan.
Keunggulan Citra Gelombang Mikro:
Memiliki kemampuan untuk menembus awan dan hujan.
Berguna untuk pengamatan permukaan bumi yang tertutup awan.
Keterbatasan Citra Gelombang Mikro:
Interpretasi citra belum berkembang dengan baik.
Ketelitian suhu lebih rendah daripada citra inframerah termal.
Penggunaan Citra Gelombang Mikro:
- Oseanografi
- Meteorologi
- Hidrologi
- Geologi
- Pemetaan penutup lahan dan penggunaan lahan
- Kelembaban tanah
- Pertanian
4. Penginderaan Jauh Sistem Radar
Dasar Penginderaan Jauh Sistem Radar:
Sistem aktif, sensor memancarkan pulsa elektromagnetik bertenaga tinggi.
Pulsa dipantulkan kembali ke sensor oleh objek.
Jarak dan jenis objek dihitung dari waktu dan intensitas pantulan pulsa.
Karakteristik Spektral Objek:
Ditentukan oleh intensitas pulsa radar yang diterima kembali oleh sensor.
Berbeda-beda tergantung jenis objek, seperti air, tanah, vegetasi, dan bangunan.
Faktor yang Mempengaruhi:
Objek:
Lereng, kekasaran, konstanta dielektrik, dan bentuk objek.
Sistem Radar:
Panjang gelombang, sudut depresi antena, polarisasi, dan arah pengamatan.
Jenis Pantulan:
Pantulan Cermin: Pada permukaan halus, sudut datang sama dengan sudut pantul.
Pantulan Baur: Pada permukaan kasar, arah pantulan acak.
Citra Radar:
- Kecerahan tergantung pada intensitas pantulan pulsa.
- Permukaan halus tergambar dengan rona gelap.
- Permukaan kasar tergambar dengan rona terang.
- Sensor Penginderaan Jauh Sistem Radar:
Real Aperture Radar (RAR): Antena sederhana, resolusi spasial rendah.
Synthetic Aperture Radar (SAR): Antena kompleks, resolusi tinggi.
Keunggulan Sistem Radar:
- Perekaman dalam segala cuaca.
- Beroperasi pada malam hari.
- Liputan ke arah samping yang memanjang.
- Penajaman perun/udaan geologi.
- Distorsi geometris kecil.
- Kemampuan Penggambaran Detail Objek:
Sangat tinggi, memungkinkan penggambaran objek dengan detail yang sangat baik.
Keterbatasan Sistem Radar:
- Panjang gelombang.
- Sudut depresi antena.
- Polarisasi.
- Pengamatan antena.
 1: Penginderaan Jauh untuk Studi Geografi Fisik
Penginderaan jauh membantu mempelajari berbagai fenomena geografi fisik, seperti:
- Jenis batuan: Tekstur, rona, dan pola aliran pada citra penginderaan jauh membantu mengidentifikasi jenis batuan.
- Bentuk lahan: Topografi dan pola aliran pada citra penginderaan jauh membantu mengidentifikasi bentuk lahan seperti gunung, lembah, dan dataran.
- Tekstur tanah: Kekasaran dan kehalusan permukaan pada citra penginderaan jauh membantu mengidentifikasi tekstur tanah.
- Kondisi pengatusan: Perubahan tekstur dan rona pada citra penginderaan jauh membantu mengidentifikasi erosi dan sedimentasi.
- Kerentanan bencana: Karakteristik geografi fisik suatu wilayah membantu mengidentifikasi kerentanan terhadap gempa bumi, tanah longsor, dan banjir.
Penginderaan jauh membantu dalam:
Jenis bahan tepas: Tekstur dan rona pada citra penginderaan jauh membantu mengidentifikasi jenis bahan tepas seperti pasir, kerikil, dan batu.
Tebal bahan tepas: Perbedaan ketinggian permukaan pada citra penginderaan jauh membantu mengidentifikasi tebal bahan tepas.
 Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan
Informasi penginderaan jauh membantu mengevaluasi kesesuaian lahan untuk berbagai penggunaan, seperti:
Pertanian: Kesesuaian lahan untuk pertanian ditentukan oleh faktor-faktor seperti topografi, tanah, dan iklim.
Pemukiman: Kesesuaian lahan untuk pemukiman ditentukan oleh faktor-faktor seperti topografi, aksesibilitas, dan infrastruktur.
Industri: Kesesuaian lahan untuk industri ditentukan oleh faktor-faktor seperti topografi, aksesibilitas, infrastruktur, dan ketersediaan sumber daya.
 Unsur Interpretasi Foto Udara untuk Evaluasi Lapangan
Unsur-unsur yang digunakan untuk interpretasi foto udara dalam evaluasi lapangan antara lain:
- Topografi: Bentuk permukaan bumi, seperti datar, berbukit, atau bergunung.
- Pola aliran: Pola aliran air di permukaan bumi, seperti dendritik, paralel, atau radial.
- Tekstur: Kekasaran atau kehalusan permukaan bumi.
- Bentuk: Bentuk objek di permukaan bumi, seperti bulat, segitiga, atau persegi panjang.
- Rona foto: Warna objek pada foto udara.
- Vegetasi: Jenis dan kepadatan vegetasi di permukaan bumi.
- Penggunaan lahan: Cara manusia menggunakan permukaan bumi, seperti untuk pertanian, pemukiman, atau industri.
Proses Interpretasi Foto Udara
Proses interpretasi foto udara terdiri dari beberapa langkah:
- Pengamatan: Mengamati foto udara dengan seksama untuk mengidentifikasi unsur-unsur interpretasi.
- Identifikasi: Mengidentifikasi objek-objek di permukaan bumi berdasarkan unsur-unsur interpretasi.
- Analisis: Menganalisis hubungan antar objek di permukaan bumi untuk memahami kondisi lapangan.
- Penafsiran: Menafsirkan kondisi lapangan berdasarkan hasil analisis.
- Verifikasi: Membandingkan hasil interpretasi dengan kondisi lapangan yang sebenarnya untuk meningkatkan akurasi interpretasi.
Interpretasi Foto Udara untuk Batuan Endapan
Karakteristik Umum Batuan Endapan:
- Berlapis-lapis
- Memiliki retakan
- Daya tahan terhadap erosi bervariasi
- Jenis-jenis Batuan Endapan:
1. Batu Pasir:
Topografi membulat, pejal
Puncak bukit datar
Lereng terjal
Pola aliran kasar, dendritik, bercabang
Erosi lembah sedikit berbentuk V
Rona cerah (warna biru cerah)
Vegetasi lereng jarang, lebat (hutan), penggembalaan
Penggunaan lahan: Pertanian (tegalan), permukiman
2. Batu Gamping:
Berlapisan tidak jelas (kecuali berselang-seling dengan batu pasir)
Retakan kuat
Menentukan alur aliran bawah permukaan
Erosi bervariasi, tergantung kemudahan pelarutan dan retakan
Topografi karst (tergantung erosi)
Rona foto tergantung jenis dan kondisi batu
Vegetasi tergantung kondisi tanah dan iklim
3. Identifikasi Aliran Lava:
Warna: Gelap (Basalt), Sedang (Candesit), Terang (Criolit)
Vegetasi: Jarang pada aliran baru, lebat pada aliran lama
Penggunaan Lahan: Jarang digunakan untuk pertanian
4. Identifikasi Foto Udara untuk Kipas Aluvial:
Topografi: Berbentuk kipas, lereng 20-15
Pengaturan Erosi: Baik, alur permukaan terkontrol
Warna: Cerah, alur anak sungai mungkin gelap
Vegetasi: Kurang di alur, lebat di dasar kipas
5. Identifikasi Foto Udara untuk Dataran Rawa:
Warna: Pola ramit, mencerminkan variasi tanah dan kelembaban
Tanggul: Lebih cerah daripada rawa belakang
Vegetasi: Pertanian di rawa belakang, alami di oplow
6. Identifikasi Foto Udara untuk Delta:
Topografi: Datar, dibatasi oleh tanah tinggi
Warna: Bervariasi, delta perucut cerah dengan pola terjalin
Vegetasi: Tergantung salinitas dan air tanah
7. Identifikasi Pola Foto Udara untuk Organik Fanah:
Topografi: Datar, material berbeda dengan material sekitar
Pengaturan Erosi: Buruk, air permukaan dekat
Warna: Sangat gelap (tanah gambut), abu-abu terang (vegetasi)
8. Penginderaan Jauh untuk Pengembangan Wilayah Pedesaan:
Tujuan: Pemetaan desa untuk mendukung "One Map Policy" dan Permendagri No.96 tahun 2016 tentang batas desa
Sumber: Citra satelit mode resolusi tinggi (Hi-Res)
Manfaat:
Pemetaan desa, meliputi batas desa, jalan dan prasarana, serta tutupan dan pemanfaatan lahan
Skala peta 1:2500, 1:5000, dan 1:10.000
Mendukung "One Map Policy", Permendagri No.96 tahun 2016, dan memperkuat basis data desa
Mendukung perencanaan dan pembangunan wilayah pedesaan
Penginderaan Jauh: Jendela Menuju Kehidupan Kota
Penginderaan jauh bagaikan jendela yang membuka tabir kehidupan kota. Ibarat mata elang yang mengamati dari ketinggian, teknologi ini membantu para ahli geografi manusia untuk memahami denyut nadi kota dengan detail yang menakjubkan.
Foto udara: Sebuah kanvas informasi terbentang luas, menampilkan mozaik kehidupan kota. Dari foto udara, para ahli dapat mengidentifikasi berbagai elemen penting, seperti:
1. Penggunaan Lahan:
Pola Fungsi: Membedakan kawasan pemukiman, perdagangan, industri, pertanian, jasa, rekreasi, ibadah, dan lainnya.
Pola Tipe Struktur: Mengidentifikasi jenis bangunan, seperti rumah, ruko, pabrik, perkantoran, dan lain sebagainya.
Kepadatan Penutup Atap: Memberikan gambaran tentang tingkat kepadatan penduduk di suatu wilayah.
2. Gerak Manusia dan Barang:
Aliran dan pola pergerakan manusia di jalan raya, trotoar, dan area publik.
Mobilitas barang dan logistik di kawasan industri, pelabuhan, dan bandara.
3. Fasilitas Umum dan Pelayanan:
Lokasi dan persebaran sekolah, rumah sakit, taman, dan fasilitas publik lainnya.
Aksesibilitas dan kualitas layanan publik bagi masyarakat.
4. Rekreasi:
Pemetaan kawasan wisata, taman hiburan, dan tempat rekreasi lainnya.
Mempelajari pola pergerakan wisatawan dan dampaknya pada lingkungan sekitar.
Penginderaan jauh menjadi alat yang vital dalam studi geografi manusia karena:
- Kecepatan: Memperoleh data dan informasi terbaru tentang kota yang berkembang pesat.
- Akurasi: Memberikan data spasial yang lebih akurat dibandingkan metode tradisional.
- cakupan Luas: Mampu memetakan wilayah yang luas dengan detail yang tinggi.
- Dengan memanfaatkan penginderaan jauh, para ahli geografi manusia dapat memahami dinamika kota dengan lebih baik. Informasi ini kemudian dapat digunakan untuk merencanakan pembangunan kota yang berkelanjutan dan ramah manusia.
Klasifikasi Penggunaan Lahan Kota:
- Lahan Pemukiman
- Lahan Perdagangan
- Lahan Pertanian
- Lahan Industri
- Lahan Jasa
- Lahan Rekreasi
- Lahan Ibadah
- Lahan Lainnya
Pemahaman yang mendalam tentang penggunaan lahan dan elemen-elemen lainnya membantu para pemangku kepentingan untuk:
- Merumuskan kebijakan tata ruang yang efektif.
- Mengelola sumber daya kota secara berkelanjutan.
- Meningkatkan kualitas hidup masyarakat di kota.
- Penginderaan jauh membuka gerbang menuju pemahaman yang lebih komprehensif tentang kehidupan kota. Teknologi ini memainkan peran penting dalam mewujudkan kota-kota masa depan yang lebih cerdas, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI