Setelah pesanan sampai pada pukul enam sore baru saya menemui ke rumah pukul delapan pagi, eh tahu-tahu nya dia baru nyampe ke rumah pukul enam sore mendekat malam hari. Mulai pukul delapan menunggu temannya eh dia baru sampai pukul enam sore, sabarnya tingkat dewa.Â
Masih buru-buru cari alamat pemesan yang hilang kontak tadi pagi. Pengemudi online tadi memohon sangat ke saya agar tidak beri klaim kepada saya, bisa jadi laporan tidak enak. Udah pesan makanan dengan transaksi cash. Udah telepon selulernya hancur kena banjir, pusing juga pengennya saya mau ngasih gojek bintang satu nih, namun saya tersentuh dan kasihan liatnya. Sudah ketimpa musibah. Ya ampun, rasanya nyesel juga! Mau pengen ngasih tip namun dia belum ngantar pesanan saya.
Dari kisah peristiwa ini tentunya tidak dapat langsung menyalahkan kedua belah pihak antara pengemudi online yang dipesan makanan dan juga kepada pembeli yang baru pertama pesan makanan onlinenya. Kebetulan juga situasi sekarang sedang dirundung banjir, kalau banjir pasti rata-rata semua akses transportasi akan terganggu bukan.Â
Saya juga tidak memberi peringkat jelek kepada orang yang memesan makanan online yang sedang kelaparan tersebut dan tentunya juga tidak dapat disalahkan juga pengemudi onlinenya dikarenakan telepon selulernya jatuh ke banjir, saat banjir tiba-tiba datang menerjang saat orderan berlangsung.Â
Saya bangga ke orang yang tidak memberi rating jelek meski pesanannya telat dia terima secara garis besar memang patut pesanannya harus di cancel. Demi menjaga dan menerima atas peristiwa yang terjadi tersebut, saya merasa terharu dan kasian juga membacanya.Â
Pengemudinya baik kok, cuman siapa yang tidak kecewa pesanan dipesan saat banjir tiba-tiba menerjang? Siapa juga yang tetap ojek online meski banjir datang? Harap selalu waspada dan liat kondisi apakah masih banjir atau tidak bukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H