Mohon tunggu...
S A Hadi
S A Hadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sholikhul A Hadi

Happy is the people whitout history

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terlilit Kain Kerudung

6 Maret 2019   11:35 Diperbarui: 6 Maret 2019   11:42 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil oleh Julie Covington

Tresno semakin tertarik dengan cerita wanita itu. Cerita amoral yang sangat menjijikkan. Dia tidak dapat membayangkan ataupun memaafkan tindakan bejat empat lelaki dan perempuan-perempuan itu. Mereka semua sama saja. Namun baru disadarinya kalau ternyata dia belum mengetahui nama perempuan itu. " Kalau boleh tahu siapa namamu?"

" Lily." Jawab wanita itu sambil melirik tresno.

" Ah, itu bukan nama aslimu." Tresno menggelengkan kepalanya. "Tetapi bagaimana kau bisa di sewa oleh teman-temanku?" Tresno mengangkat dagunya.

" Memang tidak seorangpun menggunakan nama aslinya dalam bisnis ini. Tetapi Lily merupakan nama sesuai KTPku." Wanita itu mendekatkan diri pada Tresno. " Mucikariku dan Burhan yang mengaturnya. Burhan merupakan langganan tetapnya sejak beberapa tahun lalu. Aku sendiri juga dekat dengan Burhan. Biasanya saat Burhan menunggu gilirannya untuk bertemu mucikariku, dia akan menawarkan sebatang rokok dan mengajakku berbicara tentang berbagai hal yang kalian lakukan. Seperti saat kalian memulai bisnis hingga sekarang. Bahkan Burhan bilang padaku kalau aku harus melayanimu dengan seluruh kemampuanku. Karena itu, aku dibayar empat kali lipat dari biasanya. Selain itu, dia juga becerita jika aku dibayar dengan uang tabungan semua anak buahmu selama setahun terakhir. Aku mereka sewa sebagai hadiah ulang tahunmu."

" Memang brengsek si Burhan itu. Dia merencanakan semua ini tanpa melibatkanku." Umpat tresno. Tresno merebahkan badannya kembali. " Aku yakin ada sebuah kejanggalan dalam ceritamu. Bagaimana seorang perempuan dapat menerima lelaki lain di saat lelaki yang dicintainya mencarikan penghidupan untuknya?"

" Aku tidak pernah bilang mereka menerima." Wanita itu tertawa lantang.

" Tadi kamu bilang mereka membukakan pintu untuk keempat lelaki itu?"

" Tidak, mereka membukakan pintu dapurnya sendiri ketika semua sudah berjalan lama. Pada mulanya tentu gak begitu. Dan yang perlu kamu ketahui, Para lelaki itu tidak pernah memasuki satu rumah secara bersamaan. Mereka membagi semuanya dengan merata dan menggilirnya tiap malam."

" Memangnya apa yang terjadi sebelum mereka membukakan pintunya sendiri?"

" Lelaki itu mengirim makanan ke perempuan itu. Makanan yang sudah diberikan ramuan khusus penggugah nafsu. Di desa, membagi makanan ke tetangga merupakan sesuatu yang wajar. Mungkin itu yang membuat perempuan di sana tidak banyak curiga pada makanan yang mereka terima. Pertama seminggu sekali mereka dikirimi makanan itu. Kemudian lama-lama tiap hari mereka mengiriminya dengan berbagai alasan tentunya. Para lelaki tidak pernah mengirim makanan secara bersamaan. Mereka bergantian tetapi karena jumlah mereka empat orang, maka bergantianpun jatuhnya akan tiap hari pula."

" Ramuan dalam makanan itu bekerja?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun