" Bagaimana kamu mengetahui pintu dapur mereka tidak terkunci?"
" selama setahun aku telah mengamatinya. Mereka akan mengunci pintu dapur ketika mereka tidak ada janji dengan pasangan gelapnya. Tetapi mereka akan membiarkan pintu dapur  tidak terkunci saat menunggu ataupun bersama dengan pasangannya. Mungkin itu dilakukan untuk mempermudah pasangannya masuk dan keluar rumahnya."
" Jadi kamu memeriksa semua pintu dapur tetanggamu dan memasukinya ketika tidak terkunci?"
" Iya."
" Kau mengintip saat mereka sedang berhubungan? Itu kelainan."
" Tidak. Aku hanya memastikan dengan siapa mereka melakukannya."
" Maksudnya?"
" Di desaku ada sekitar dua puluh perempuan yang ditinggal merantau suaminya. Sedangkan hanya ada empat lelaki muda yang gairahnya masih pada puncaknya. Empat lelaki itu bergiliran mengunjungi semua perempuan itu."
" Persyetan. Itu sebuah tindakan hina." Tresno mengumpat dengan suara rendah. " Bagaimana kamu mengetahui semua itu sebelum memutuskan untuk menyelidikinya?"
" Pengakuan dari salah seorang perempuan yang kemudian bunuh diri setelah menceritakan semuanya padaku. Dia depresi karena merasa telah mengkhianati suaminya yang banting tulang untuk menghidupinya."
Tresno teringat pada Lihah, istri Burhan. Dia meninggal karena bunuh diri sebelas tahun lalu dengan menggantungkan dirinya di dapur. Saat pemakaman istri Burhan itulah, terakhir kalinya Tresno pulang ke rumah. Tresno dan Burhan penasaran mengenai penyebab kematian Lihah. Namun tidak seorangpun dapat menjawabnya baik orang tua, tetangga ataupun pihak aparat yang bertugas. Mereka hanya menduga  Lihah kesurupan.