Masa remaja seperti koin uang yang memiliki 2 sisi
Satu sisi, masa remaja seringkali disebut sebagai 'masa badai' baik buat orang tua ketika menghadapi remajanya, juga bagi remaja sendiri
Kalau bahasa jaman sekarang, masa galau. Kenapa galau? Karena remaja dihadapkan pada perubahan yang drastis, fisik, sosial dan emosi
Sisi lain, masa remaja adalah masa berprestasi. Semangat jiwa mudanya, keberaniannya, keinginannya untuk menunjukkan siapa dirinya.
Pekerjaan menjadi orang tua tetaplah sama, namun peran sebagai orang tua berbeda sesuai perkembangan anak
Ketika anak kita usia 0-6 tahun, peran orang tua aalah sebagai GURU
Ketika anak usia 7-12 tahun, peran orang tua berubah menjadi ADMINISTRATOR
Dan ketika anak berusia 13-20 tahun, peran orang tua adalah sebagai COACH
Banyak anak merasa 'kehilangan' atau 'ditinggalkan' orang tuanya pada saat mereka remaja
Parents, ketika anak kita remaja kehadiran dan pendampingan kita perlu lebih besar.
Mereka membutuhkan kita sebagai coach-nya di tahun-tahun pencarian jati diri mereka
‎​Seringkali orang dewasa mempunyai persepsi bahkan melabel remaja: melawan, tidak bisa diatur, malas, tidak bertanggung jawab dll
Ketika melakukan pembicaraan dengen remaja dari hati ke hati, kita akan memahami bahwa mereka ingin dihargai dan didengarkan
Alih-alih label negatif, mereka ingin dilihat positif, kreatif, punya rasa ingin tahu yg besar, sebagai pribadi yang berharga
‎​"Many teenagers act out and rebel due to lack of respect from their parents"
‎​Jika orang tua tidak menunjukkan penghargaan pada remajanya, apa yg akan dirasakan remaja? Perasaan tidak berguna, saya tidak layak dihargai.
‎​Jika orang tua, 2 role model yg paling signifikan dalam kehidupan remaja, tidak menghargai remajanya, bagaimana remaja bisa menghargai diri mereka sendiri?
Bagaimana remaja bisa membuat rencana untuk masa depannya ketika tidak aa yang menghargai siapa mereka saat ini?
2 kata yang esensial buat orang tua: Be there and don't leave your teen
‎​Karena remaja membutuhkan orang tua sebagai life coach
We can do more than just "fix what's broken" with our teen
‎​Remaja ingim orang dewasa untuk: respect, listen, undertsand, respect, promote their responsibility, independence
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H