Mohon tunggu...
Atika Hayati
Atika Hayati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pejuang pena

Tak ada yang mustahil jika Allah telah berkehendak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Begini Tanggap Bencana Terbaik dari Negara

23 Februari 2023   20:16 Diperbarui: 26 Februari 2023   04:54 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Institut Teknologi Telkom Jakarta

Kejadian penanganan di Suriah seharusnya membuat banyak orang berpikir betapa sekat nasionalisme dan titah AS lebih didengar daripada jeritan saudara muslim di sana. Dikala mereka membutuhkan bantuan dengan segera, masyarakat dunia justru sulit untuk memberikan pertolongan dikarenakan terhalang masuk akibat dari sanksi embargo tadi.

Nasionalisme juga berhasil mendirikan sekat tembok raksasa dimana suatu negara akan lebih mementingkan menyelamatkan penduduknya terlebih dahulu daripada penduduk negara lain, meskipun mereka adalah kaum muslim, dimana sebagai dalam hadis "Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotanya merasakan sakit, seluruh tubuh turut merasakannya dengan berjaga dan merasakan demam."  (HR al-Bukhari dan Muslim). Tersebab itulah, bisa kita katakan negara tidak mampu mengayomi dan memberikan pelayanan keamanan yang layak.

Bersatunya Negeri Islam

Apabila semua kesulitan ini terjadi karena dominasi dari asing dan sekat nasionalisme, tentu satu-satunya cara agar bantuan bisa segera tersalurkan adalah menghilangkan kesulitan tersebut. Dengan cara menyatukan seluruh Negeri muslim untuk mematahkan pengaruh asing tersebut atas dunia Islam. Mereka harus berani dalam melawan asing yang memusuhi Islam.

Persatuan dari Negeri muslim ini secara otomatis akan menghapus sekat nasionalisme. Dengan begitu, umat Islam akan benar-benar menjadi satu tubuh dan bisa saling menguatkan dalam satu naungan institusi yang menerapkan Islam secara kaffah. Dengan sistem ekonomi yang menerapkan Islam secara Kaffah akan mampu membangun perekonomian yang kuat, dengan begitu, ia mampu membiayai pembuatan bangunan, termasuk bangunan dengan struktur tahan gempa.

Hal ini telah terbukti pada masa kekhalifahan Utsmaniyah, bangunan -- bangunan umum didirikan dengan menggunakan teknologi tahan gempa. Sehingga, beberapa bangunan tidak roboh meskipun dilanda dua kali gempa besar. Pada masa sekarang seharusnya bangunan jauh lebih bagus dan bisa mengatisipasi gempa, mengingat lebih majunya teknologi saat ini. Dengan begitu struktur bangunan yang tahan gempa diperlukan terutama di daerah yang terindikasi rawan gempa semisal Turki dan Indonesia.

Bagi daerah yang mengalami gempa khalifah atau pemimpin akan mengomando rakyatnya untuk bahu membahu menolong sesame baik terhadap muslim atau nonmuslim. Hal ini pernah dicontohkan oleh Umar bin Khaththab saat terjadi bencana kelaparan, Sang Khalifah Umar mengirim surat kepada Gubernur Mesir, saat itu pula sang Gubernur mengirimkan bantuan makanan dan lain-lain. Sungguh dengan penerapan Islam secara kaffah mampu mengalahkan dominasi asing, dan dengan aturan yang diturunkan oleh sang Pencipta yaitu Allah Azza Wa Jalla Negara mampu menjadi pelayan keamanan dan menyiapkan tanggap bencana terbaik. (wallahualam bisowab)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun