Mohon tunggu...
Atika Hayati
Atika Hayati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pejuang pena

Tak ada yang mustahil jika Allah telah berkehendak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Persimpangan Jalan

27 Desember 2022   20:07 Diperbarui: 27 Desember 2022   20:11 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

  "Mungkin ini bentuk cinta Allah kepada Putri, ibarat orang yang jatuh cinta ia ingin orang yang ia cintai menyebut namanya. Begitu juga Allah ingin Putri menyebut nama-Nya setiap saat" lanjutnya ketika Putri mulai tenang. Dilla juga mengulangi pembahasan seminggu yang lalu ketika diforum, bahwa semuanya adalah titipan dan sewaktu-waktu Sang Pemilikpun berhak mengambilnya tanpa adanya kompromi. Yang menjadi persoalan apa yang harus kita persiapkan untuk menjemputnya. Sambil mengingat materi di forum tersebut tanpa sadar Putripun meneteskan air mata, seketika itu Dilla memeluknya.

Putri membayangkan jika perbuatannya selama ini tak memenuhi syarat diterimannya amal, terkadang ia ikhlas tapi caranya salah begitupun sebaliknnya. Dalam hati Putri berazam untuk memperbaiki kualitas diri.

***

Hari demi hari perilaku Putri mulai berubah, ia tak lagi berkata tinggi, tak membatah, sopan, dan hal-hal baik lainnya akan tetapi ia masih enggan untuk menutup sempurna auratnya. Meskipun begitu hubungan dengan Ayahnya semakin membaik, bahkan Ayahnya menjadi lebih sayang kepadanya.

Hingga pada hari itu dimana hujan sangat deras dan angin kencang, sedangkan Ayah masih belum pulang dari kantornya. Perasaan cemas menyelimuti Putri dan ibunya, karna tak ada kabar. Hingga akhirnya seorang memberi kabar jika Ayahnya meninggal dalam kecelakaan. Isak tangispun tak terbendungkan.

"Ayah waktu itu aku belum mau menutup auratku, tapi sekarang aku sudah melakukannya, karna aku sayang Ayah. Ada sebuah hadits mengatakan selangkah anak perempuan keluar dari rumahnya tanpa menutup aurat, maka selangkah juga ayahnya itu hampir ke neraka. Putri belum sempat membahagiakan ayah, maka tak mau Ayah sengsara" setelahnya, wanita itupun meninggalkan pusara tersebut.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun