Mohon tunggu...
Erwin Ricardo Silalahi
Erwin Ricardo Silalahi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga Negara Indonesia

-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Munaslub Golkar dan Peran Sejarah ARB-AL

22 Februari 2016   12:09 Diperbarui: 22 Februari 2016   12:40 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Segenap kader Golkar di seluruh Indonesia tentu saja berharap agar Golkar tidak berubah menjadi fosil sejarah. Golkar jangan sampai menuliskan sejarah tragik, ibarat kisah tenggelamnya kapal Titanic di dasar samudera. Komparasi dengan kisah Titanic ini wajar saja, mengingat Golkar ibaratnya sebuah kapal besar yang membawa para penumpang dari berbagai lapisan dan latar belakang yang merepresentasikan kemajemukan Indonesia. 

Peran ARB dan AL pun diperlukan untuk menghasilkan Munaslub bersih. Publik khususnya keluarga besar Golkar berharap agar ARB dan AL mampu mewarisi pelajaran politik kepada bangsa ini mengenai kiprah politik partai yang bersih dan menjadi contoh bagi parpol lainnya. Terobosan Munaslub bersih ini akan memperkuat citra Golkar sebagai penghembus perubahan dalam praktek politik Indonesia.  Terobosan politik seperti Konvensi Calon Presiden pada Pilpres 2004 yang diperkenalkan oleh Akbar Tanjung (Ketua Umum Golkar 1999-2004), hingga kini terus diapresiasi oleh berbagai elemen bangsa.

Ada baiknya ARB dan AL merealisasikan berlangsungnya Munaslub yang bersih dari praktek politik uang dan cara-cara kotor lainnya. Untuk itu ARB dan AL harus mendorong Panitia Munaslub agar mengundang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai pemantau independen dalam forum Munaslub. Selain itu, Panitia Munaslub bisa pula mengundang para pemantau independen bisa berasal dari kalangan LSM, serta mitra-mitra politik Golkar di sejumlah negara sahabat seperti UMNO Malaysia, PAP Singapura, dan PKC Tiongkok.  

Diharapkan kepemimpinan Golkar pasca Munaslub mampu mengadopsi keteladanan kepemimpinan nasional seperti sosok Presiden Jokowi yang selalu tampil bersahaja dan kukuh berkarya. Untuk itu, figur Ketua Umum Golkar mendatang idealnya tidak tersangkut masalah hukum dan politik, karena hal itu akan menyulitkan pemulihan citra Golkar di mata rakyat.  Di masa mendatang, Golkar diharapkan mampu menjadi penentu stabilitas politik nasional. Melalui kemampuan “bersinergi erat” dengan pemerintahan Jokowi-JK, Golkar diharapkan kembali ke khittah sebagai kekuatan karya-kekaryaan, sehingga bisa berjuang bersama pemerintah untuk mengemban Amanat Penderitaan Rakyat atau Ampera!

Mengacu pada prasyarat PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela) yang lazim berlaku di tubuh Golkar, maka berikut ini nominator Calon Ketua Umum Partai Golkar 2016-2021, sebagaimana yang telah muncul di ranah publik adalah sebagai berikut: Indra Bambang Utoyo, Airlangga Hartarto, Agus Gumiwang Kartasasmita,  Jend. Purn (TNI) Luhut Binsar Panjaitan, Jend. Purn (TNI) Moeldoko, Titiek Soeharto, Tommy Soeharto, Mahyudin, Zainuddin Amali, Priyo Budi Santoso, Alex Noerdin, Syahrul Yasin Limpo, Taufiq Hidayat, Azis Syamsudin, Idrus Marham, Ade Komarudin, dan Setya Novanto. ***

Erwin Ricardo Silalahi

(Eksponen Gerakan Golkar Bersih)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun