Mohon tunggu...
Sagita Kuntadi
Sagita Kuntadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

origamikata.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepersekian Waktu Lagi...

27 Februari 2014   06:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:25 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“mereka bilang, kamu sudah berubah, menjadi lebih…..” kugantungkan kalimatku, ia menyelipkan poni di telinganya yang meruncing, tanda ia tak suka dengan pemilihan kata-kata yang akan aku ucapkan, seolah tau apa yang akan aku ucapkan.

“brengsek! pergi!”

“aku minta maaf, aku membawakanmu kopi, kata temanku ini kopi dari pedalaman kalimantan, tidak dijual dimanapun”

Nafasnya semakin cepat, seolah sesuatu akan meledak dari tubuhnya, bola matanya memerah, gigi giginya memanjang, seperti tikus yang tidak dapat menemukan sesuatu untuk dikunyah, Nyaliku menciut, Aku mundur satu langkah, meletakkan kopi di meja rotan yang sudah doyong,.

“seduhkan untukku”

Yes! Aku tersenyum, dengan langkah gemetar menuju dapur, membuatkan secangkir kopi yang mungkin ia suka. Dengan cangkir kopi ditangan aku kembali kehadapannya, nafasnya masih naik turun, giginya sudah kembali ia sembunyikan didalam bibir tipis yang menghitam karna panas kertas tembakau.

“bagaimana rasanya?”

“kau berharap aku mengatakan apa?” katanya tanpa menoleh ke arahku.

“lalu…. bagaimana …. r.a.s.a.n.y.a ?”

“sudah aku katakan padamu, basa basi cinta itu memuakkan, katakan pada setan-setan itu, berhentilah menjadi setan yang menyebalkan! tahu apa mereka tentang bahagia? ingin rasanya aku menyentuh tengkuk-tengkuk mereka dengan taringku, agar mereka tersadar dari basa-basi cinta memuakkan, ingin rasanya aku mengatakan pada mereka bahwa paras secantik apapun mereka tetap setan! setan yang haus akan penderitaan orang lain, setan yang selalu nyinyir dengan basa-basi cinta yang mungkin lebih memuakkan dari yang mereka miliki! kamu mengerti sekarang?”

Aku tersenyum, mengangguk-angguk mirip pajangan anjing di dashboard-dashboard mobil dilampu merah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun