Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara ciptaan Tuhan yang lainnya. Oleh sebab itu manusia bisa berpikir dengan akal budinya tentang bagaimana cara menghadapi setiap tantangan dalam hidupnya. Manusia juga makhluk sosial yang dimana setiap individu pasti membutuhkan individu lainnya dan manusia itu tidak bisa hidup terisolasi.
Eksperimen sosial atau yang biasa sering kita tonton di youtube "Social Experiment" Â merupakan sebuah percobaan yang ingin melihat bagaimana sifat sifat seseorang itu jika diberikan sebuah permasalahan. Dalam eksperimen sosial ini kita dapat melihat semua reaksi reaksi yang dikeluarkan oleh manusia itu terhadap lingkungannya. Bisa saja manusia itu tidak peduli, ikut ikutan, atau peduli terhadap masalah atau kasus yang diberikan.
Sebelum masuk ke pembahasan ini, disini gue memberikan PERUMPAMAAN disebuah Sekolah :
G :guru
J : Joni
Pada saat itu pembelajaran telah dimulai dan ditengah pembelajaran Guru tersebut memberi sebuah pertanyaan kepada Joni, muridnya yang sedang memperhatikan.
G: Joni, kamu tau ga apa nama tempat untuk mengisi bahan bakar untuk kendaraan?
Pada saat itu teman teman Joni tidak banyak yang tahu apa jawaban dari pertanyaan ibu guru tersebut, hanya ada 3 teman temannya yang tahu dari total 30 orang.
J : saya tau Bu, SPBU namanya.
G : apa itu SPBU Jon?
J : Stasisun Pom Bensin Umum bu * Jawab Joni dengan semangat*
G: Lah, SPBU itu kan Sistem Pengisisan Bahan Bakar Umum Jon. *lalu sekelas pun tertawa terbahak-bahak karena Joni keliru dalam menjawab pertanyaan*
Dari perumpaan tersebut apa yang dapat kita ambil? Banyak sih sebenernya yang dapat kita ambil untuk kita jadikan evaluasi sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang punya akal budi.Â
Mungkin banyak yang setuju atau ngga, disini bisa kita lihat bahwa temen temen Joni sedikit yang tahu bahkan hanya 3 orang yang sebenernya bisa menjawab dan teman temannya yang lain yang tidak tahu bahkan kalau disuruh menjawab pun tak bisa, ikut menertawakan kesalahan dari jawaban yang diberikan Joni. Setidaknya jika mereka tidak tahu, tidak seharusnya mereka "ikut -- ikutan" *kalo istilah gue* tertawa dan harusnya juga sadar dengan kemampuannya sendiri.
Perumpamaan ini juga bisa kita kaitkan dengan berbagai aksi aksi unjuk rasa yang sering dilakukan di negara yang kita cintai ini. Memang banyak yang tahu mengenai masalah apa yang diangkat untuk dijadikan sebagai bahan unjuk rasa menentang sesuatu atau memperotes sesuatu hal, namun banyak juga yang tidak tahu tentang masalah apa yang sedang diangkat atau tentang bagaimana permasalahan tersebut dalam sebuah aksi unjuk rasa.Â
Karena didasari oleh rasa "sok tahu" dan rasa "sok setia kawan" yang tinggi maka kebanyakan dari mereka yang digolongkan tidak mengerti apa apa tentang masalah dalam sebuah aksi unjuk rasa hanya "ikut-ikutan" saja meramaikan.Â
Orang orang seperti ini juga yang berbahaya. Kenapa gue bilang berbahaya? Karena dengan ketidak tahuan merekan terhadap masalah aksi unjuk rasa tersebut, maka mereka dapat menafsirkan dengan salah permaslahan tersebut dan jika dibiarkan akan timbul aksi unjuk rasa yang berakhir dengan bentrok.
Jadi, gue buat tulisan ini bukan merasa diri gue yang paling bener atau yang paling ngerti dalam setiap permasalahan yang ada. Namun, gak ada salahnya kita sesama makhluk yang mempunyai akal budi, bisa berpikir tentang mana yang baik dan mana yang buruk.Â
Jadi, berpikirlah objektif, jangan mudah kepancing dengan hal hal yang negatif ataupun isu isu miring yang beredar di negara ini, apalagi sampai ikut ikutan saja dan gak tau sama sekali. Maka dari itu gunakan kemampuan berpikir dengan baik dan tingkatkan akhlak. Terutama buat kita anak anak muda yang kata pak Jokowi anak anak generasi milennial.
TERIMAKASIH.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H