Lama kita bersama dan berniat untuk selalu bersama dengan syarat mengunci nafsu masing masing. Agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan, yang belum sepantasnya kami lakukan.
Satu bulan terlewati kita tetap di pinggir pantai, mendirikan gubuk dari kayu jati. Aku sebenrnya ingin pergi, ingin menemui mereka yang telah merusak hidup keluargaku. Ada rasa ingin membalas tapi sagita selalu mencegahku untuk meredamnya dalam dalam.
Rasa dendam itu masih saja menghipnotis jiwaku, untuk tetap melaksanakannya. Setiap hari aku berlatih mempertajam parang laras panjang, dengan segenap ilmu silat asal jawa
yang ku miliki, dalam ilmu ini lebih mengandalkan kecepatan, kuda kuda yang kuat, lari yang kencang. Posisi pedang di tangan kanan, pisau di tangan kiri. Dimana keduanya bersinergi untuk mencabik musuh. Aku hanya memakai silat untuk memperlincah gerakan, tetap senjata utama dua mata pisau. Pagi sore berlatih dan terus berlatih, Sagita hanya memperhatikan dan membuatkan jamuan. "Sudahlah latihannya, sini kopinya di minum dulu." Sagita menegurku untuk istirahat,"Ya sebentar, tanggung ni." Jawabku dari kejauhan. Sembari menikmati kopi pagi dan desiran ombak pantai, ku coba hitung pasir pasir yang tersisir ombak, dalam hatiku bergumam "mereka yang lemah akan tersingkir dan mati". Lamunanku terjaga ketika Sagita menepuk pundakku seraya berkata "hust.. Jangan melamun di sini, nanti kesurupan setan gundul nyi roro kidul" katanya saaambil tersenyum terang. "Siapa itu nyi roro kidul?" Tanyaku heran"Nyi roro kidul itu penguasa samudra selatan jawa, dia bukan manusia tapi bisa dia itu iblis, banyak orang mempercayainya, kalau memberi dia sesembahan akan cepat kaya, pesugihan gitu"
"Begitukah?" Tanyaku lagi heran
"Iyaa" jawabnya singkat
Kupikirkan dan ku kaitkan dengan masa lalu ku, dimana keluargaku habis di bantai oleh sekelompok iblis, entah iblis dari mana. Keluarga ku di sebut sebagai keluarga mata pisau. Dimana dahulu keluarga kami bekerja sebagai pasukan khusus kerajaan Islam di tanah jawa. Yang bertugas membantai iblis yang meracuni manusia, mengiming imingi kekyaan dan nanti setelah mati akan menjadi budak mereka. "Mungkin mereka mereka itu, iblis pantai selatan yang membantai keluargaku." Gumamku lirih
"Sagita, bolehkah aku bertanya tentang sejarah Nyi Roro Kidul di tanah Jawa?" Tanyaku penasaran
"Kalau tentang sejarahnya aku kurang begitu mengerti, karna saya tau cerita ini dari orang tuaku dulu, dia sekarang telah meninggal tiga tahun lalu dan aku sendiri sampai saat ini, dan hanya memiliki kamu Pancca" jawabnya sembari menangis. Air matanya membuatku terenyuh dan ingin segera mengusapnya.
Ketika suasana sudah mulai tenang, aku mencoba mengajaknya pergi berkelana, ke daerah daerah pesisir. Untuk mencari keluargaku yang selamat dari pembantaian dulu.
"Gita, mau kah kau ikut bersama ku, berkelana mencari keluargaku yang selamat ketika pembantaian itu, aku akan mencoba mencari sejarahnya di buku peninggalan ayah. Semoga ini bermanfaat dan kita akan segera melenyapkan iblis pesisir selatan dari muk bumi ini. Agar tida lagi korban atas kelicikan mereka memperdaya manusia, dengan iming iming pesugihan. Bukankah itu musyrik atau menyekutukan Tuhan YME.