Ini merupakan hal besar yang kadang sulit dihindari ketika melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar, bisa juga karena guru belum mampu melakukan menejemen waktu secara maksimal dikarenakan banyak tugas yang harus dilakukannya.
2. Tujuan asesmen yang tidak jelas
Sukses tidaknya suatu asesmen dapat dilihat dari tujuannya, seringkali guru memberikan asesmen yang tidak jelas tujuannya, hal ini mungkin saja disebabkan oleh  kurangnya pemahaman guru tentang asesmen sehingga mengalami kesulitan untuk memilih instrumen yang tepat dan relevan.
3. Sarana dan prasarana belajar yang terbatas
Hal ini berkaitan dengan sumber bacaan, peralatan teknologi yang terbatas, sehingga hasil asesmen tidak seperti yang diharapkan.
4. Â Menghindari terjadinya konflik dengan orang tua peserta didik
Ketika peserta didik memperoleh hasil yang rendah, biasanya hal ini dapat menyebabkan konflik dengan orang tua peserta didik tersebut karena orang tua beranggapan bahwa anaknya selalu baik dalam belajar sehingga penilaian guru sering dianggap tidak objectif.
5. Guru belum mampu memberikan umpan balik yang membangun
Umpan balik setelah memberikan asesmen kepada peserta didik sangatlah penting karena hal tersebut mampu merubah pola fikir ke arah yang baik dan menumbuhkan minat belajar yang tinggi.
6. Pengetahuan guru tentang asesmen masih terbatas
Seringkali guru merasa nyaman dengan cara konvensional saat memberikan asesmen, sehingga menyebabkan dirinya sulit mengikuti perkembangan dan perubahan tentang metode asesmen yang baik dan relevan.