Semenjak awal maret 2020 pemerintah Indonesia mengumumkan kasus positif Covid-19 masuk ke Indonesia. Namun, Pandu Riono seorang pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) menyebutkan bahwa virus Corona jenis SARS-CoV-2 sebagai penyebab Covid-19 itu sudah masuk ke indonesia pada awal Januari. Tak hanya menciptakan krisis kesehatan masyarakat, pandemi Covid-19 secara nyata juga menggangu aktivitas ekonomi nasional.Â
Semakin banyaknya jumlah orang yang terinfeksi virus corona membuat pemerintah menerapkan berbagai imbauan untuk menjaga jarak antara masyarakat (social distancing) . Mulai dari imbauan bekerja dirumah bagi pekerja dan karyawan yang memungkinkan ,meliburkan sekolah hingga membatasi kegiatan yang melibatkan banyak orang . Kondisi ini tentu berdampak pada perputaran roda perekonomian didalam negri . Tak hanya itu, perekonomian secara global otomatis juga terganggu .
Laju pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2020 diperkirakan mengalami pertumbuhan negatif , angka pengangguran dan kemiskinan meningkat . Pada kuartal I 2020, pertumbuhan ekonomi masih tumbuh 2,97% (yoy) .Â
Jokowi menyebut nasib kondisi ekonomi indonesia akan ada di kuartal ketiga. Jika dalam kuartal ketiga ini keadaan membaik, maka ia optimis ekonomi ekomoni di kuartal keempat serta tahun 2021 mendatang juga berjalan mulus. Untuk itu, ia meminta para mentri bekerja keras dan bekerja cepat . Selain itu jokowi menekankan belanja anggaran sangat penting di gelontorkan di masa sulit ini.
Penurunan kuartal ketiga diumumkan kepala BPS ,Suhariyanto ,dalam konferensi pers yang digelar virtual pada kamis (05/11). Secara tahunan (y-o-y) ,meski pertumbuhan ekonomi kita masih mengalami kontraksi sebesar 3,49% tapi kontraksi nya tidak sedalam kuartal II ,yang sebesar 5,32%.
"artinya terjadi perbaikan . kita harap triwulan keempat situasinya menjadi lebih baik apalagi dengan adanya pelonggaran PSBB," kata Suhariyanto.
> LONJAKAN ANGKA PENGANGGURAN DAN KEMISKINANÂ
Selain pertumbuhan yang negatif, pandemi juga meningkatkan pengangguran. Organisasi Buruh Internasional (ILO) melaporkan 8,8 persen jam kerja global hilang atau setara dengan 255 juta pekerja penuh waktu .
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ,pada periode agustus 2020, jumlah angka pengangguran meningkat 2,67 juta orang . Dengan demikian , jumlah angkatan kerja di indonesia yang menganggur menjadi sebesar 9,77 juta orang .
Pandemi covid menyebaban Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang berhasil ditekan di angka 5,23 persen meningkat menjadi 7,07 persen . Angka ini naik 1,84 persen dibandingkan Agustus 2019 . Pemulihan sektor riil juga menghadapi tantangan dari "perkembangan kemiskina".
Secara keseluruhan , Jumlah pekerja yang terdampak pandemi berdasarkan data BPS mencapai 29,12 juta orang . Angka tersebut setara dengan 14,28 persen dari keseluruhan populasi penduduk usia kerja yang mencapai 203,97 juta orang .
Dari angka tersebut, rinciannya adalah ada sebesar 2,56 juta pengangguran karena covid-19 , 0,76 juta orang bukan angkatan kerja karena covid-19 , sementara tidak bekerja karena covid-19 sebesar 1,77 juta orang, dan yang bekerja dengan mengalami pengurangan jam kerja sebanyak 24,03 juta orang.
Berdasarkan data survei Sosial Ekonomi Nasional, Jumlah penduduk miskin pada september 2020 sebesar 27,55 juta orang atau 10,19 persen penduduk indonesia. Kenaikan presentase kemiskinan tersebut diikuti memburuknya kualitas kemiskinan yang tercermin dari indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan.
Pada september 2020, besaran kedua indeks tersebut naik dibandingkan dengan maret 2020 . Indeks kedalaman kemiskinan meningkat menjadi 1,75 dan indeks keparahan kemiskinan meningkat menjadi 0,38 . Besaran kedua indeks tersebut menunjukan situasi kemiskinan semakin memburuk sejak pandemi covid-19.
>Â PEMULIHAN EKONOMIÂ
Untuk mengurangi dampak Covid-19 terhadap perekonomian, pemerintah telah membuat strategi dan kebijakan, antara lain berupa dukungan kesehatan ,bantuan perlindungan sosial ,pengeluaran konsumsi kementrian/lembaga dan pemerintah daerah, insentif dunia usaha, subsidi bunga UMKM ,serta pembiayaan korporasi. Menurut kementrian keuangan ,Total anggaran yang dialokasikan untu pemulihan ekonomi pada 2020 sebesar Rp. 695,2 triliun .
Bantuan perlindungan sosial diarahkan untuk membantu masyarakat kurang mampu . Bantuan ini bertujuan menjaga daya beli masyarakat yang menurun akibat pandemi Covid-19 . Daya beli ini akan berpengaruh terhadap konsumsi rumah tangga. Semakin banyak konsumsi maka ekonomi akan bergerak . Bantuan perlindungan sosial diberikan dalam bentuk bantuan langsung tunai, kartu prakerja ,pembebasan listrik dan lain-lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H