Agam, itulah panggilan mesra Waffa dirumah, yang bermakna anak laki-laki.
Perasaan senang membuncah dihati perempuan itu.Akan tetapi perasaan yang membuncah itu hampir melahap hati dan menjalar ke jantung Ummi Waffa, manakala terbersit tanya akankah perasaan itu juga mampu dirasakan oleh Waffa, buah hatinya kelak?
Saat dimana kejayaan kesehatan, materi, sekumpulan teman dari berbagai kalangan, istri yang menarik dan sekarung rahmat kehidupan menjadi milik Waffa, akankah Ia memiliki waktu untuk berbalik arah sejenak dan berpikir 'Oh, itu kesukaan Ummi' serta berusaha memutar haluan langkah atau kendaraannya demi hal tersebut?
"Ah." Desah Ummi Waffa parau. Segera ditepisnya kebenaran yang boleh terjadi boleh juga tidak itu. Tapi yang pasti, apabila masa itu sampai, untuk puluhan tahun kedepan, yang pasti sosok Ummi Waffa dan Abu Waffa akan menuai usia yang senja juga.
Sepeda motor kembali menikung di jalan hitam. Perempuan berjilbab itu kembali mengeratkan genggaman tangannya pada pinggang sang suami.
Angin segar pagi di kampung menerpa sekujur kulit yang tidak tertutupi kain. Damai terasa.
##Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H