Mohon tunggu...
Safitri Setyowati
Safitri Setyowati Mohon Tunggu... -

Safitri Setyowati, saat ini tertarik dengan hal-hal yang terkait dengan pendidikan dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penguatan Pembelajaran Digital dan Budaya Sejak Dini

20 April 2018   21:43 Diperbarui: 20 April 2018   21:59 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di era globalisasi yang marak seperti sekarang ini, benda-benda digital menjadi suatu hal yang lumrah dimiliki oleh setiap individu. Peningkatan kualitas misalnya untuk telepon genggam yang sekarang ini tidak hanya untuk telepon dan mengirim pesan, namun dengan jutaan aplikasi dan fitur didalamnya. 

Perkembangan teknologi itu merupakan kabar baik untuk mengetahui seluk beluk dunia dan mempermudah interaksi dari beragam benua. Seperti dua sisi mata uang, ada kabar baik begitu pula ada kabar buruk karena terlalu asyik bermain di dunia maya sehingga lupa untuk interaksi di dunia nyata. 

Selain itu gadget yang tanpa batas digunakan oleh anak-anak, membuat anak menjadi kecanduan dengan gadget. Apalagi jika penggunaannya untuk game atau hiburan saja, hal itu akan membuat pikiran anak tumpul dan sulit untuk mengambil keputusan di kehidupan nyata.

Di sisi lain dari maraknya era globalisasi, budaya di tiap daerah dapat dikatakan semakin terkikis, larut oleh lajunya zaman. Game online, play station, dan permainan dalam aplikasi lebih disukai anak-anak zaman sekarang daripada permainan tradisional. 

Game atau permainan aplikasi itu lebih banyak dimainkan oleh satu orang sehingga interaksi sosial pun semakin jarang. Kearifan lokal dari kebudayaan masing-masing daerah pun perlu disemarakkan kembali agar menjadi karakter tiap pribadi. Sayangnya di zaman serba instan ini, setiap orang mengharap semuanya datang dengan cepat dan siap saji. 

Padahal segala sesuatu yang instan itu mempunyai dampak yang tidak ramah lingkungan, sehingga kearifan lokal perlu dilakukan sesuai kondisi alam dan kelestarian lingkungan. Anak-anak yang disebut sebagai generasi milenial pun perlu untuk melestarikan kearifan lokal agar yang dilakukan generasi sebelumnya dapat dipelajari, dimanfaatkan, bahkan ditingkatkan lebih baik lagi.

Permasalahan di era globalisasi yang dipaparkan di atas adalah mengenai tergerusnya budaya dan penggunaan gadget tanpa batas. Penggunaan gadget untuk anak-anak zaman sekarang merupakan hal yang lumrah karena mereka lahir di era teknologi. 

Gadget sudah menjadi teman sehari-hari khususnya smartphone dan tablet. Banyak dijumpai juga bahwa telah ada anak balita yang sudah mahir menggunakan gadget baik untuk mendengarkan lagu, melihat gambar, maupun menonton kartun. 

Sedangkan anak yang berumur di atas 5 tahun sudah banyak yang bisa memainkan game. Penggunaan gadget dalam waktu lama bagi anak-anak itu tidak hanya membuat kecanduan namun juga tidak baik untuk kesehatan mata dan menjadi sebab obesitas karena tidak teratur atau berlebihannya asupan makan.

Salah satu sebab anak-anak sudah menggunakan gadget adalah karena orang tua yang membolehkan. Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan empat tahun lalu oleh The Asian Parent Insight bersama Samsung Kidstime melalui Mobile Device Usage Among Young Kids. Survei dilakukan terhadap 2500 responden orang tua yang memiliki anak berusia 3-8 tahun. 

Hasil surveinya menunjukkan bahwa 98% responden membolehkan anaknya menggunakan gadget. Orang tua di dalam survey itu memberikan alasan sebab diperbolehkannya pemakaian gadget ialah karena keperluan edukasi, hiburan, pengenalan teknologi sejak dini, dan membuat anak-anak menjadi tenang atau sibuk. Meskipun dengan beberapa sebab itu, namun lebih cenderung anak-anak banyak menggunakan gadget untuk bermain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun